Petugas Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Desa Hargo Pancuran, Rajabasa, Lampung Selatan, itu juga menyarankan wisatawan tidak mendekati kawah dalam radius 1 km.
“Gunung berkabut. Asap kawah tidak teramati. Visual pada malam hari lewat CCTV, lava pijar ke arah selatan dan timur. Sinar api setinggi 200 meter di atas puncak. Suara dentuman terdengar hingga pos, yang disertai getaran,” katanya.
Dandim Lampung Selatan Letkol Untoro Hariyanto membenarkan aktivitas Anak Gunung Krakatau meningkat. Bersama Kapolres AKBP M. Syarhan, mereka mengunjungi gunung berapi di Selat Sunda itu beberapa hari lalu.
Menurut Dandim Lampung Selatan, letusan Anak Gunung Krakatau, yang berketinggian 200 meter, baru membahayakan sekitarnya. “Dampak dari letusan mengarah ke tenggara. Arah Utara, yang banyak pohon cemara dan pondok masih aman,” katanya.
Dari seberang Sumatera, di Anyer dan Labuan, letusan Anak Gunung Krakatau sering terdengar pada sore hingga pagi hari. Banyak wisatawan yang menuju pulau itu untuk mengabadikan letusannya, seperti Giuseppe Melchiorre, Cristopher MG. Mereka ke sana atas nama Z Golden Report, Adventure Vulcano. Com dan Guidekrakatau.com.
“Para turis bahkan melaporkannya secara live kepada keluarganya. Lihat, saya sedang di Krakatau, melihat letusannya,” ujar Abdurrahman, seorang guide, menirukan girangnya seorang turis dapat menyaksikan letusan Anak Krakatau.
GELLY
0 comments:
Posting Komentar