Derita Gadis Pesawaran Pulang Kampung saat Wabah Corona

NEGERI KATON (5/4/2020) – Gadis berusia 21 tahun itu pucat, batuk, dan lemas. Meski memakai masker, raut wajah sedang kesakitan tidak bisa ia tutupi. Atas kesadaran sendiri, ia sedang isolasi mandiri, setelah pulang dari tempat pekerjaannya di Cibubur, 30 Maret yang lalu.

Gadis berperawakan kurus itu diketahui sakit setelah pulang dari rantau saat Ketua DPRD Pesawaran M. Nasir menyelenggarakan bakti sosial di Lumber Rejo, Negeri Katon, Pesawaran, Minggu 5 April 2020.

Dengan pakaian pelindung diri, Ketua DPRD dan petugas puskesmas setempat mendatangi rumahnya. Selama ini, rupanya, baru konsultasi lewat telepon. Belum ada pengecekan langsung. Tetapi sudah ada penyemprotan disinfektan.

Petugas tidak bisa maksimal memeriksanya. Mereka hanya mengecek demamnya. Pemerintah Kabupaten Pesawaran belum memberikan peralatan apa pun untuk mendeteksi virus corona, termasuk thermo gun.

Syukurlah ibu sang gadis, Hases, mulai memahami pandemic corona. Sejak puteri pertamanya itu pulang, mereka isolasi mandiri. Keempat anaknya, keluarga, dan kerabat, tidak boleh mendekat.

Ketua DPRD Pesawaran M. Nasir tampak menahan emosi di sana. Sepengetahuannya, dalam rapat 4 hari lalu, Dinas Kesehatan menyatakan sudah menyerahkan seluruh peralatan terkait virus corona kepada puskesmas.

Fakta di lapangan, seorang petugas puskesmas mengatakan, mereka baru akan menerima pada Senin, 6 April 2020.

IWANSYAH

0 comments:

Posting Komentar