Pemudik Tak Diperiksa di Pelabuhan Merak dan Bakauheni

BAKAUHENI (11/4/2020) – Wanita itu mengendap-endap sendirian ke rumah Bidan Astri di Desa Semanak, Bakauheni, Lampung Selatan. Hari sudah menjelang subuh. Ia menenteng tas, tetapi tidak kelihatan sedang hamil.

Fatmawati, wanita itu, baru turun dari sebuah travel pada Jumat, 11 April 2020. Ia bekerja di Jakarta Timur, berencana mudik ke Semanak, Bakauheni, Lampung Selatan, karena suasana bekerja sedang tidak menentu saat wabah virus corona melanda Indonesia.

Gadis berusia 23 tahun itu rupanya diminta oleh orang tuanya memeriksakan diri ke bidan, poliklinik, rumah sakit, atau posko Covid-19 sebelum pulang.  Apalagi mendengar selama di perjalanan tidak pernah diperiksa, termasuk saat masuk Pelabuhan Merak dan keluar dari Pelabuhan Bakauheni.

Fatmawati juga bingung. Yang terbayang di benaknya akan ada banyak pemeriksaan selama perjalanan travel bersama 5 orang lainnya dari Jakarta ke Lampung. Mereka hanya diberi hand sanitizer saat masuk kapal di Merak. Tidak ada pemeriksaan suhu, termasuk saat keluar dari Bakauheni.

Bidan Astri akhirnya memeriksa suhu Fatmawati secara manual. Meminta gadis itu melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari, tetap memakai masker, tidur, makan, dan mencuci terpisah.

Wanita muda itu pun pulang setelah membawa secarik kertas. Modal untuk bersimpuh ke hadapan orang tua setelah setahun tak pulang. Modal untuk meyakinkan orang tua bahwa ia bukan virus corona.


AZIZI

0 comments:

Posting Komentar