Andi memperkirakan letusan Gunung Anak Krakatau tidak akan menimbulkan tsunami. Kepanikan warga terjadi pada malam hingga Sabtu dinihari karena angin membawa letusan ke arah pesisir Lampung Selatan, hingga penduduk mencium bau belerang menyengat hingga subuh.
Tinggi gelombang di sepanjang pesisir Lampung Barat naik dari biasanya. Umumnya nelayan menahan diri melaut. Pada malam harinya, sejak pukul 00.00 mereka siaga, tidak tidur, dan banyak yang mengungsi ke pegunungan dan kantor-kantor, yang pada saat tsunami Desember 2018, dipakai untuk mengamankan diri.
Khusus warga di pantai Kalianda, Rajabasa, dan Pulau Sebesi, umumnya melihat semburan letusan, yang disertai dengan petir. Ini membuat warga ketar-ketir dan menyelamatkan diri. Hingga Sabtu pagi, masih ada yang berada di pegunungan.
Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto, Kapolres AKBP Edie Purnomo, dan sejumlah kepala OPD, mengunjungi pos pemantau Gunung Anak Krakatau di Hargo Pancuran, Rajabasa, Sabtu pagi.
Nanang menyebut kepanikan warga wajar. Ia mengharapkan sembusan letusan Gunung Anak Krakatau menghilangkan virus corona dari Lampung Selatan.
AZIZI
0 comments:
Posting Komentar