Setelah ditinggal suaminya, Hasan, dan anak perempuan mereka satu-satunya 4 tahun lalu, Sukinten, nenek itu, tidak memiliki siapa pun kini. Ia melanjutkan hidup dengan mengumpulkan rongsokan. Karena tidak memiliki rumah, ia tinggal di bekas tempat pengolahan sampah di RT 08 RW 02 Hajimena, Natar, Lampung Selatan.
Bangunan itu terbuka. Hanya ditutupi plastik untuk penampungan sampah. Satu-satunya ruangan yang berpintu hanya toilet berukuran 1 x 2 meter. Sukinten pun menutupi lobangnya, mengalasi lantainya dengan plastik dan kasur bekas, melanjutkan hidup di sana.
Untuk hidup sehari-hari, ia tetap pengumpul rongsokan. Beberapa tahun terakhir ia menderita sendi di bagian kaki. Berjalan harus memakai tongkat. Sukinten tak lagi bisa bekerja. Makan dan minum pun menunggu belas kasihan dari warga sekitar.
Ironisnya, Sukiten bukan bagian dari warga yang memperoleh PKH, KISS, dan bantuan beras miskin. Saat pandemic covid-19, ia juga tidak pernah memperoleh apa pun.
PANDAWA AF
0 comments:
Posting Komentar