Suhada, warga Cukuh Balak, Tanggamus, mengatakan covid-19 meresahkan warga karena tidak mengetahui cara mengatasinya. Saatnya Pemerintah lebih tegas, terutama agar ekonomi tidak semakin terpuruk.
Muhtarim, warga Pekon Putih Doh, mengatakan pandemic covid-19 membuat masyarakat bingung dan serba salah melangkah. Dengan terus berdiam diri, ekonomi tidak bergerak, dan ketahanan kocek warga terbatas.
Manzuni, tokoh Pekon Ampai, menyebut dampak covid-19 kian terasa. Harga hampir seluruh komoditas turun. Panen apa pun seolah-olah tidak bernilai. Kakao saat ini hanya Rp15 ribu per kg, cengkeh Rp50 ribu per kg, dan kates paling mahal Rp1.600 per kg.
Wanto, warga Talangpadang, melihat Pandemi covid-19 sebagai sesuatu yang bisa membuat warga frustrasi. Setiap tindakan terhambat, termasuk masalah pendidikan anak.
Hingga Selasa, 14 Juli 2020, warga Lampung terkonfirmasi positif covid-19 tetap 209, dengan rincian 12 meninggal, 29 dirawat, dan 168 sembuh.
Namun warga berstatus PDP naik 2 dari 188 menjadi 190, dengan rincian 35 meninggal, 3 dirawat, dan 1512 sembuh atau negatif.
Penduduk dalam status orang dalam pemantauan, ODP, bertambah 1 menjadi 3.702, dengan catatan 10 meninggal, 80 dipantau, 3.612 selesai pemantauan 14 hari.
AFNAN, MAULANA, JUHARSA
0 comments:
Posting Komentar