Perajin Aluminium Tahan Banting Selama Pandemi Corona

BANDARLAMPUNG (18/11/2020) – Pandemi covid-19 berdampak buruk terhadap produksi barang dan jasa. Sebagian usaha malah terpuruk hingga bangkrut. Namun, usaha kerajinan perkakas aluminuim ternyata bisa tahan banting sampai era new normal.

Industri perkakas aluminum skala rumahan milik Joko di Kompleks Pasar Tugu, Jalan Wibisono Kelurahan Tanjungagung, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandarlampung, eksis di tengah anjloknya perekonomian. 

Peralatan rumah tangga diproduksi setiap hari seperti panci, oven, loyang, dandang,dan aneka perkakas dapur lainnya. Pembuatan perkakas berbahan aluminium melayani segala jenis varian dan ukuran. Joko menerima pesanan partai besar hingga eceran.

Sementara produksi maupun pemasaran industri kerajinan lain tersendat dan bahkan sampai gulung tikar, perajin perkakas aluminium justru bisa mempekerjakan dua karyawan. Pekerja ini sebenarnya berstatus mahasiswa dengan jadwal paruh waktu. 

Dampak pandemi covid-19 memang tidak bisa dihindari. Pesanan perkakas skala besar dari rumah makan, perhotelan, dan katering memang anjlok. Namun, perajin bisa bertahan dengan menyiasati pasar melalui penjualan online. Varian perkakas dapur juga diperbanyak sehingga menarik minat kalangan rumah tangga.

Pelanggan besar berkurang seiring kondisi pasar makin sepi. Namun, kekurangan ini ditutupi dengan pemesanan online seputar Bandarlampung dan sejumlah kabupaten sekitarnya. Joko bersama dua karyawan masih bisa produksi loyang 50 buah per hari, lima dandang besar, dan jenis perkakas lainnya.

Aneka perkakas aluminium dijual dengan harga puluhan ribu sampai jutaan. Ada dandang rumahan senilai Rp400 ribu dan standar hotel atau rumah makan seharga dua juta per buah. Kisaran harga memang tergantung ukuran.

Dengan kapasitas produksi dan pemasaran relative stabil, perajin perkakas aluminium meraup keuntungan harian Rp500 ribu hingga satu juta rupiah. Penghasilan industri rumahan kelas UMKM ini tergolong menggiurkan mengingat banyak produksi barang dan barang jenis lain sudah mandeg.

DANDI SUCIPTO

0 comments:

Posting Komentar