Nelayan Tanggamus Terpuruk, Pulang Melaut Tangan Kosong

KOTAAGUNG (5/2/2021) – Nelayan Teluk Semaka, Tanggamus, mengeluhkan minimnya hasil tangkapan ikan dan pulang melaut lebih sering tangan kosong. Kondisi ini sudah berjalan empat bulan akibat cuaca buruk. Kehidupan nelayan saat ini benar-benar terpuruk.

Ratusan perahu nelayan lebih banyak bersandar di dermaga. Hanya satu atau dua nelayan coba melaut, namun pulang dengan kekecewaan karena tidak mendapatkan ikan. Kelompok nelayan Kotaagung, Rohadi dan kawan-kawan cuma bertahan tiga jam melaut. Hasil tangkapan ikan cuma cukup buat lauk sendiri. Perolehan ikan tidak seberapa itu pun jenis kecil-jecil.

Juragan enggan memberangkatkan kapal karena risiko kecelakaan akibat angin kencang, gelombang tinggi, dan arus deras. Sekali melaut butuh biaya konsumsi ABK dan bahan bakar berkisar satu sampai dua juta rupiah. Pulang melaut bukan membawa ikan tetapi melihat wajah-wajah cemberut.

Perahu nelayan kecil maupun kapal besar lebih banyak sandar. ABK menyibukkan diri memperbaiki jaring sambil menunggu perubahan cuaca. Kebutuhan makan sehari-hari terpaksa mengutang ke juragan dan baru mencicil jika kembali melaut.

Nelayan berharap Teluk Semaka kembali ramai ikan setelah menghilang berbulan-bulan karena migrasi. Penangkapan makin ikan makin sulit sejak banyak terumbu karang hancur akibat masuknya kapal luar daerah. Sejumlah kecil kelompok nelayan juga nakal karena menggunakan bom atau sianida di pusat terumbu ikan.

HARDI

0 comments:

Posting Komentar