Bocah Rantau Banting Tulang Pungut Singkong di Mesuji

WAYSERDANG (20/3/2021) – Seorang bocah berusia sembilan tahun terpaksa membanting tulang sebagai pemungut singkong di jalur pabrik tapioka PT SPM Lambang Jaya dekat Desa Suka Agung, KecamatanWayserdang, Kabupaten Mesuji.

Nando, bocah pemungut singkong, tergerak membantu mencari nafkah sejak dibawa merantau orangtuanya ke Mesuji dua tahun lalu. Ayah Nando, Ucok, merupakan buruh penjemur onggok. Karena pekerjaan terhenti selama musim hujan, hasil mengais singkong menjadi tumpuan keluarga buat makan sehari-hari.

Rumah Nando merupakan jalur angkutan singkong hampir 24 jam. Sepanjang lalu-lalang truk selalu ada selipan atau tumpukan singkong tercecer. Singkong ini menjadi buruan Nando hampir setiap hari. Perburuan singkong sejak pagi sampai sore dan bahkan malam atau dini hari.

Ada kalanya Nando memungut ceceran singkong di jalanan bersama ayahnya. Kalau lagi ramai bisa terkumpul satu kuintal dalam tiga hari. Singkong ini dijual ke pengepul dengan harga Rp500 rupiah per kilogram. 

Ayah Nando, Ucok, mengakui hiduip merantau sebatas buruh penjemur onggok. Sebagai kuli, orangtua tidak tega melihat anaknya jadi pemungut singkong. Anak terpaksa membantu mencari nafkah karena Ucok sering sakit-sakitan.

Bocah seusia Nando mestinya bersekola. Namun, keluarga perantau ini terkendala administrasi kependudukan. Mereka sulit mengurus Kartu Keluarga dan KTP Mesuji. Tempat tinggal rumah papan pun masih menumpang.

Sopir truk singkong paham benar polah tingkah Nando mengais ceceran songkong sepanjang jalan. Rasa kasihan sekaligus keprihatinan berkecamuk menjadi satu. Apalagi bocah sembilan tahun tersebut memungut singkong selayaknya orang masih tidur. Sopir suka memberi uang jajan ala kadarnya.

SULISTIO

0 comments:

Posting Komentar