Masjid UIN Lampung: Megah tapi Tak jadi Tempat Ibadah

BANDARLAMPUNG (21/4/2021) – Pernah melihat masjid megah di Komplek Universitas Islam Negeri, UIN Radin Intan Lampung? Sejak didirikan 13 April 2013 atau delapan tahun yang lalu, rumah Allah itu belum pernah dijadikan tempat ibadah.

Alasan utama masjid tersebut belum dipakai untuk ibadah karena belum selesai. Rektor UIN Radin Intan Lampung Prof Mukri, Rabu, 20 April 2021, mengatakan jika dipercepat pun pembangunannya menjadi masalah.

Namun umumnya mahasiswa melihat hal lain. Luki Pratama, misalnya, berpendapat masjid sebagai rumah Allah tidak perlu selesai untuk menjadi tempat ibadah. 

Slamet, mahasiswa lain, mengatakan lamanya pembangunan masjid itu  menimbulkan tanda tanya bagi mereka, terutama soal fungsinya ke depan, akan dijadikan tempat ibadah, atau sekedar hiasan.

Kedua mahasiswa itu melihat sumber anggaran pembangunan masjid juga tak bersyariat. Setiap mahasiswa baru diwajibkan berinfaq Rp500 ribu, sementara infaq adalah sekedah, tidak bisa diwajibkan.

Luki dan Slamet mengharapkan Rektorat UIN Radin Intan Lampung lebih transparan ke depan. Mereka lebih senang dengan cara masjid biasa, yang mengumumkan penerimaan dan pengeluaran masjid secara transparan.

Prof Mukri mengakui sumber anggaran sebagian dari mahasiswa baru. Ia memperkirakan masjid tersebut memerlukan dana setidaknya Rp50 miliar untuk siap dipakai.

Rektor UIN Radin Intan Lampung itu menyebut Masjid Safinatul Ulum itu berbeda dari masjid biasa. Ia mementingkan seni dan keindahan di sana.

DANDI SUCIPTO

0 comments:

Posting Komentar