Zainal Abidin tinggal di Tejo Agung, Metro Timur. Ia memulai mengumpul sampah sejak Tahun 2011, membentuk Kelompok Wijaya Kesuma, yang juga melibatkan pasukan kuning di kota tersebut.
Begitu Pemerintah Kota Metro membantunya dengan mesin pencacah sampah plastik pada Tahun 2015, niatnya menjadikan mantan ibu kota Lampung Tengah dan Lampung Timur itu bersih bergayung sambut. Rupiah pun terus mengalir ke kantongnya dan kepada mereka yang rela menjadi petugas pembersih.
Bisnisnya mulai ditiru orang sejak Tahun 2018. Namun dengan pengalaman dari bawah, ia tetap kontinu memperoleh bahan baku, apalagi ia tetap kerja sama dengan pasukan kuning Kota Metro.
Zainal yakin tetap sukses di bisnis sampah, terutama plastik. Saat pandemi covid-19 sampah tetap ada. Pekerja tetap berkeliling. Namun ia tidak menerima sesuatu yag berbekas medis.
MARTIN RPD
0 comments:
Posting Komentar