Tohirin, salah seorang dari keduanya, seperti miskin sejak lahir. Karena tidak punya ladang, ia mematut-matut diri menjadi juru kunci komplek kuburan warga Dusun 1 Sriwedari agar bisa bercocok tanam di lahan yang belum dipakai.
Pria berusia 60 tahun itu tinggal bersama isteri dan dua anaknya. Kalau musim hujan tiba atau angin mendadak datang, mereka mengungsi ke rumah tetangga. Geribik warisan keluarga itu sudah berderik dan menunggu rubuh.
Kehidupan Sarijan lebih susah lagi. Ia tidak memiliki ladang garapan. Sehari-hari bekerja serabutan di sawah atau menderes karet.
Yusuf, Kaur Kesra Desa Sriwedari, membenarkan keprihatinan hidup kedua warganya itu. Pihaknya sudah pernah mengusulkan program bedah rumah untuk membantu Tohirin dan Sarijan, tetapi belum ada realisasi.
MUSPIYAN AGUNG
0 comments:
Posting Komentar