Basikem, Wanita Penarik Getek di Way Sekampung, Pringsewu

PRINGSEWU (6/1/2022) -  Keduanya wanita. Seorang berusia 35 dan satu lagi masih belasan tahun. Pekerjaan mereka sehari-hari menarik getek untuk menyeberangkan warga melewati Way Sekampung. Dilakukan dengan tenaga, tanpa campuran teknologi sama sekali.

Getek terbuat bambu, berukuran tiga dikali delapan meter. Cukup untuk tiga motor dan lima penumpang. Setelah penumpang menaikkan kendaraannya, kedua wanita menariknya hingga pinggir sungai.

Lebar sungai Way Sekampung di Pekon Banjarejo, Kecamatan Banyumas, sebenarnya mencapai belasan meter. Saat musim kemarau, lebar sungai tidak lebih dari lima meter atau artinya, begitu pengendara naik getek, kedua wanita cukup menarik satu hingga dua meter.

Namun, di musim penghujan, lebar sungai bisa mencapai tujuh meter. Pekerjaan para wanita menarik getek menjadi lebih Panjang. Jika sungai bertambah deras, getek tidak berfungsi, mereka tidak mungkin menariknya dalam kedalaman air.

Basikem, pemilik getek, mengaku jasa penyeberangan getek di Banjarrejo itu sudah berlangsung puluhan tahun, dan ganti operator turun-temurun. 

Warga tetap memakai jasa penyeberangan , karena satu-satunya altenatif tercepat yang menghubungkan Pekon Banjarejo, Banyumas dengan Bumi Arum, Pringsewu.

Jasa penyeberangan hanya dua hingga lima ribu sekali lewat. Basikem mengaku, dari bekerja seharian menarik getek, penghasilannya paling besar hanya Rp100 ribu sehari, meski umumnya hanya dapat Rp50 ribu.

Meskipun sudah turun-temurun di jasa penyeberangan, Basikem lebih setuju Pemerintah segera membangun jembatan. 

Hartoni, seorang warga sekitar, mengatakan ia juga bingung mengapa Pemerintah terlalu lama membangun jembatan di sana, karena strategis untuk warga kedua pekon, daripada memutar lewat Sukoharjo.

Di awal Tahun 2021 besi-besi sudah dikirim untuk rangka jembatan. Namun hingga awal Tahun 2022, belum tampak rencana pembangunan.

Basikem masih harus merendam kakinya setiap hari di sungai untuk melayani warga yang melewati Way Sekampung.

ZAINAL ARIPIN

0 comments:

Posting Komentar