Tanggamus: Omzet Pembuat Kue Kembali ke Ratusan Juta

WONOSOBO (10/4/2022) -  Lebaran masih tiga pekan lagi, tetapi kesibukan di rumah pembuat kue di Wonosobo, Tanggamus, terus meningkat. Salah satu di antaranya di UMKM Mbak Pur, yang sudah menggeluti bisnis tersebut dalam sepuluh tahun terakhir.

Dengan anak buah sekitar 12 orang, Mbak Pur nonstop membuat kue lebaran setiap hari, dengan jam kerja minimal 12 jam. Dulu jumlah pekerja bisa lebih banyak, tapi menurun sesuai permintaan konsumen yang merosot karena pandemi covid-19 dalam dua tahun terakhir.

Pekerja umumnya emak-emak daerah sekitar. Masing-masing sudah mulai terdidik dengan kemampuan masing-masing, seperti ada yang khusus memblender nanas, memisahkan kuning telur dan mengoleskannya di kue, membakar, dan mengemas.

Untuk Tahun 2022, Mbak Pur  memproritaskan membuat kue nastar, babon, bangkit, atau sejumlah kue tradisional seperti kue dan kacang bawang.

Wanita berusia 40-an itu tidak ingin memperbanyak jenis kue karena hampir seluruh produksinya sudah diborong oleh beberapa distributor. Mereka ikut menentukan karena menyesuaikan permintaan pasar.

Market mereka pun tidak muluk-muluk, hanya di sekitar Wonosobo, Tanggamus, dan Krui, Pesisir Barat. Namun kue Mbak Pur dikenal hingga pelosok-pelosok di kedua daerah tersebut.

Merosot dalam dua tahun terakhir karena pandemi covid-19, omzet alias kue sudah dipesan di tempat Mbak Pur  pada pekan pertama Ramadhan sudah mencapai ratusan juta rupiah. Meningkat sekitar lima puluh persen dari tahun yang lalu.

Ika, salah seorang distributor, mengakui peningkatan permintaan pemesan kue tersebut. Lewat jalurnya, ia sudah menjual kue bernilai sepuluh jutaan ke daerah Pesisir Barat dalam pekan pertama Ramadhan.

Berhasil bertahan selama 10 tahun, Mbak Pur menyebut rahasia suksesnya hanya ketekunan. Ia juga berusaha agar kue produksi rumahnya natural, tanpa pengawet atau pemanis. Konsumen selalu bisa menilainya dari rasa.

HARDI SUPRAPTO

0 comments:

Posting Komentar