Kisah Jembatan Kelapa Puluhan Tahun di Kebumen, Tanggamus

SUMBEREJO (18/5/2022) -  Teriakan sejumlah warga itu membuat penasaran. Mereka seperti menemukan sesuatu di tengah sawah. Namun, rupanya, mereka baru saja memotong sejumlah pohon kelapa dan menggotongnya ramai-ramai.

Alkisah, warga Pekon Kebumen dan Sidrejo, Sumberejo, Tanggamus itu memiliki jembatan yang sudah buruk. Karena sejak dibangun dari Tahun 1982 tak pernah diperbaiki atau dibangun kembali, warga sepakat membangun dengan swadaya, meski hanya sanggup dengan mengadakan material batang kelapa.

Begitu buruknya, papan sudah bergeser di sana sini. Seorang warga, bahkan, mengunggahnya ke media sosial. 

Meski buruk, warga, termasuk anak sekolah, tetap melewatinya, karena lebih singkat melewati antara Pekon Kebumen, Sidorejo, Kemuning, bahkan Pulau Panggung, untuk menuju Talangpadang dan Gisting.

Juwandi, salah seorang warga, menyebut warga yang terperosok di jembatan buruk itu sudah tidak terhitung. Terakhir sepekan lalu, Rabu, 11 Mei 2022, seorang pelajar SMA dari Kemuning, nyangkut dengan sepeda motornya di sana.

Selama pandemi covid-19 dalam dua tahun terakhir, jembatan buruk terlupakan sejenak karena hanya dilewati orang dewasa. Namun begitu belajar tatap muka 100 persen dimulai, warga mulai khawatir.

Setelah memotong sejumlah pohon kelapa dari kebun, warga membongkar habis jembatan buruk buatan KKN Unila Tahun 1982, dan mulai membangunnya dengan swadaya.

Juwandi, salah seorang warga yang ikut bekerja, mengatakan sejak dibangun pada Tahun 1982, jembatan tersebut belum pernah mendapat perhatian. Warga sekitar sudah tiga kali swadaya agar bisa melewati sungai di sana.

Karena hasil dari kocek warga, setiap swadaya, material jembatan kembali dari bahan pohon kelapa. Mereka tak mampu menjadikan kerangka besi atau coran beton.

Meskipun dalam pekan-pekan ini jembatan buruk sudah bagus kembai, Juwandi tetap mengharapkan perhatian dari Pemerintah untuk membangun yang lebih kokoh.

HARDI SUPRAPTO 

0 comments:

Posting Komentar