Karomani Bangun Rumah Mewah setelah Jadi Rektor Unila

BANDARLAMPUNG (20/8/022) -  Rektor Unila Karomani ternyata baru selesai membangun rumah baru bernilai miliaran rupiah di Jalan Komarudin, Rajabasa Jaya, Bandarlampung, dan mulai meninggalkan rumah lamanya di Gang Dahlia, Jalan Sultan Haji, Kedaton, setelah dua tahun menjabat Rektor Unila.

Rumah berlantai dua, bercat putih, dan bernomor 8 itu pada Sabtu, 20 Agustus 2022, dijaga oleh dua sekuriti Unila. Di garasi terparkir empat mobil, di antaranya Pajero dan Inova Reborn berwarna putih dengan pelat merah BE-1810-BZ.

Sedangkan rumahnya di Jalan Sultan Haji tampak sepi, seperti tidak berpenghuni. Namun dari sinilah pria kelahiran 30 Desember 1961 itu dilantik oleh Mendikbud Nadiem Makarim pada Tahun 2019, setelah  mengemban Lektor, guru besar, dan terakhir  Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni periode 2016-2020. 

Ketua Rt 07 Rajabasa Raya Harsulludin mengatakan Karomani membangun rumah di Jalan Komarudin sejak 2 tahun lalu, tetapi belum resmi pindah alamat. Ia terakhir melihatnya awal Agustus saat diundang tasyakuran.

Karomani tertangkap dalam operasi tangkap tangan KPK di Bandung, Sabtu DInihari, 20 Agustus 2022, dengan barang bukti uang tunai sekitar 2 miliaran rupiah. Jubir KPK Ali Fikri mengatakan uang tersebut berasal dari suap penerimaan mahasiswa untuk jalur mandiri.

Dalam situs Unila www.unila.ac.id, Karomani dam wakil rektor berada di Hotel Sari Ater, Lembang, Jawa Barat mengikuti Character Building dari tanggal 17 hingga 20 Agustus 2022.

Sesuai data di situs Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara  atau LHKPN milik KPK atas laporan 22 Maret 2022, Karomani memiliki harta sekitar 3,1, miliar  berupa kas 2,6 miliar, tanah dan bangunan Rp874 juta dan sedang berutang 476 juta.

Hingga pukul 21.00, malam Minggu, 20 Agustus 2022, Rektor Unila Karomani bersama enam lainnya masih diperiksa di Gedung Merah Putih KPK di Kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Lembaga anti rasuah itu memiliki waktu 1x24 jam untuk menahan mereka sebelum memutuskan akan menetapkannya sebagai tersangka atau tidak. 

DENI HARDIMANSYAH DAN DANDI SUCIPTO 

3 comments:

  1. Ealah pye to kok masih doyan duit. Haram

    BalasHapus
  2. Saya selaku alumni UNILA sangat terkehut dn kecewa. Sepanjang sejarah unila adalah kebanggaan masyarakat lampung. Eh ternyata 2 tahun dipimpin orang korup. Memalukan,dn menjijikan.
    Salam hormat untuk pak bujang rahman. Semoga kedepan pak bujang yg jadi rektor.
    Yakin orangnya jujur.

    BalasHapus
    Balasan
    1. BTW....waakil rektor yg ikut rektor pas ott itu siapa?
      Bukan pk bujang kan?

      Hapus