Tangis dan Curhat Warga Kebanjiran ke Wabup Lampung Selatan

SIDOMULYO (28/10/2022) -  Ketika musibah tiba, seperti banjir di empat kecamatan di Lampung Selatan, pada Kamis, 27 Oktober 2022, pejabat perlu turun ke lapangan, tanpa protokol, pengawalan, dan birokrasi. Dan hal itu dilakukan oleh Wakil Bupati Lampung Pandu kesuma Dewangsa pada Jumat, 29 Oktober 2022.

Salah satu yang dikunjungi Wakil Bupati adalah rumah dua anak yang meninggal karena terseret air di Desa Sukamaju, Sidomulyo Lampung Selatan. Ia diterima sang ayah Syamsudin dan isterinya, yang kaget, karena seorang pejabat datang tanpa pemberitahuan.

Syamsudin pun bercerita tentang tiga anaknya bermain di belakang. Mendadak air naik. Anak berusia 12 tahun melihat kelapa lewat dan ingin memungutnya. Air naik lagi. Bocah wanita kelelep. Kakaknya berusia 14 tahun membantu, tetapi juga tersapu banjir, yang ketinggiannya menjadi setidaknya 3 meter.

Pria paro baya itu bersyukur babinsa datang membantu, terutama menyelamatkan anaknya yang berusia 4 tahun, yang saat itu juga ingin melihat kakaknya memungut kelapa yang lewat.

Rumah Syamsudin berdampingan dengan sawah. Saat itu seluruhnya sudah penuh air setinggi tiga meter. Kedua anaknya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa begitu air sedikit surut.

Entah karena terharu dikunjungi pejabat, begitu Wakil Bupati pamit, tangis sang isteri meledak. Perlu beberapa saat bagi Pandu untuk permisi kembali.

Dari rumah dua anak yang meninggal tenggelam, Wakil Bupati melihat kerusakan jalan yang parah di Sidomulyo. Pandu berusaha berjalan melewatinya dan bertemu dengan seorang warga yang rumahnya dibobol banjir. 

Hanya untuk mengadukan musibahnya kepada Wakil Bupati, wanita itu pun menjadi menangis sejadi-jadinya. Pandu perlu beberapa waktu lagi untuk menenangkannya karena masih ingin melihat warga yang lain.

Dalam perjalanan seharian itu, Pandu juga bertemu dengan Riki Sanjaya, warga Desa Budidaya, yang menceritakan sempat terapung di atas banjir selama  dua jam karena tertimpa reruntuhan genteng dan kayu.

Lukman, warga Desa Suak, yang berdekatan dengan laut, juga bercerita tentang datangnya air, dan bagaimana berjuang menyelamatkan empat orang keluarganya.

Wakil Bupati juga menyempatkan diri melihat sebuah dapur umum swadaya masyarakat. Tampak di sana sejumlah ibu-ibu memasak nasi dan lauk pauk dalam jumlah banyak untuk diberikan kepada warga yang kebanjiran.

Isah, kepala SD Negeri 1 Suak, juga meledak saat didatangi Wakil Bupati untuk mengadukan sekolah itu diluluh lantak banjir. Tidak hanya ruangan kelas dan kantor yang rusak, seluruh komputer di laboratorium tidak bisa dipakai lagi, raport dan buku-buku basah.

GELLY

0 comments:

Posting Komentar