Terus Dipaksa-Paksa, Pedagang Pilih Pergi dari Pasar SMEP

BANDARLAMPUNG (22/10/2022) -  Puluhan pedagang di Jalan Imam Bonjol  Jalan Pisang, Pasir Gintung, Bandarlampung akhirnya ramai-ramai membongkar lapak mereka daripada dipaksa Pemerintah Kota pindah ke Pasar Smep, yang sepi, karena tidak dikunjungi pembeli.

Hingga Sabtu, 22 Oktober 2022, lapak pedagang mulai bersih. Para pedagang bahu-membahu membongkar kios, karena mendengar DInas Perdagangan akan menertibkan mereka, dengan tudingan menjadi penyebab utama Pasar Smep sepi pembeli.

Pemkot Bandarlampung membangun Pasar Smep dengan anggaran 45 miliar rupiah, melalui APBD Tahun 2019.. Proses pembangunannya sempat telantar 16 tahun. Pasar tiga lantai tersebut seharusnya menampung sekitar 500 pedagang. Namun, sejak beroperasi dari Oktober 2021,  pasar sepi, mirip kuburan.

Untuk memindahkan pedagang ke Pasar Smep, Pemkot Bandarlampung sudah membongkar lapak di Jalan Bukit Tinggi dan Jalan Batusangkar. Karena tetap sepi, pedagang membuka lapak lagi di Jalan Imam Bonjol dan Jalan Pisang Pasir Gintung.

Merasa dipaksa  lagi oleh Pemerintah Kota Bandarlampung, pedagang di Jalan Iman Bonjol dan Jalan Pisang memutuskan membongkar lapak, pergi jauh dari kawasan sekitar, dan memilih tempat berjualan yang baru.

Rencana bongkar paksa lapak pedagang di Jalan Imam Bonjol dan Jalan Pisang Pasir Gintung dibenarkan oleh Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandarlampung Wilson Faisol.  Pembongkaran seharusnya berlangsung pada Jumat, 21 Oktober 2022, tetapi para pedagang menyebut akan membongkar sendiri.

Ketua Kerukunan Pedagang Pasar Smep Hermawan mengatakan pedagang enggan masuk Pasar Smep karena sepi. Ia memperkirakan 80 persen pedagang yang mencoba berjualan di sana sudah bangkrut.

Setelah Pemerintah memaksa pedagang membongkar lapak, Hermawan kini sedang menunggu apakah warga berbelanja ke Pasar Smep atau tetap sepi seperti selama setahun ini.

DANDI SUCIPTO
Melaporkan dari Pasar Smep, Bandarlampung

0 comments:

Posting Komentar