Yanto, Perawat Keris Pusaka dari Gadingrejo, Pringsewu

PRINGSEWU (2/11/2022) -  Rumahnya sederhana saja di Pekon Tegal Sari, Gadingrejo, Pringsewu. Namun, Yanto, pemiliknya, memiliki puluhan keris yang sudah berusia ratusan tahun. Umumnya titipan perawatan, tetapi ada juga yang sudah diserahkan untuk dirawat sepenuhnya.

Mengaku senang merawat keris dari sejak kecil, Yanto menganggap barang budaya Indonesia yang diakui oleh Unesco itu sering berkomunikasi dengan dirinya tentang perjalanan dipakai dari seorang ke seorang yang lain.

Karena tidak mengerti fungsi, Yanto juga menyebut banyak orang menitipkan keris para leluhurnya, karena merasa tidak cocok dengan kehidupannya atau merasa tidak mampu merawatnya.

Namun Yanto kurang percaya dengan keris yang diperoleh dari tempat-tempat angker atau diambil dengan cara metafisis. Umumnya keris dipiara dan dijaga oleh para leluhur. Kalaupun ada yang  tertanam di bawah tanah, biasanya akibat bencana alam atau sengaja dikubur oleh pemiliknya.

Warga Pekon Tegal Sari itu melihat pengambilan keris di tempat angker lebih banyak penipuan. Ia malah lebih percaya pada keris buatan baru, tetapi sudah diisi oleh penempanya.

Darsiman, warga Pekon Tulung Agung, Gadingrejo Pringsewu, membenarkan hal itu. Ia juga memiliki belasan keris pusaka, seluruhnya pemberian orang lain atau penitipan perawatan.

Bagi keduanya, keris merupakan budaya Indonesia. Benda ini sering bermakna karena ditempa empu yang dikenal berilmu atau pernah dimiliki seseorang berkedudukan dan bermartabat tinggi.

Selain keris, Yanto dan Darsiman juga pengoleksi berbagai jenis burung dan tanaman hias. Mereka sering mengikuti lomba atau pameran dari ketiga hal tersebut.

PIYAN AGUNG

0 comments:

Posting Komentar