Peristiwa bermula dari pengerebekan yang dilakukan belasan anggota Satresnarkoba Polres Lampung Tengah ke rumah seorang bandar berinisial AI, yang sehari sebelumnya lolos dari sergapan di Pintu Tol Trans Sumatera, setelah diduga membeli sabu dari Pekanbaru.
Sang bandar berusia 31 tahun dan dua kurirnya, masing-masing AR dan RP, berusia 34 dan 29 tahun, sedang di Kampung Buyut Ilir, pada malam Sabtu, 10 Februari 2023. Petugas juga menemukan sabu seberat 1,045 kilogram di kolong meja tamu.
Begitu ketiganya tertangkap dan hendak diangkut ke dalam mobil, setidaknya 300 massa datang dari berbagai penjuru. Sebagian dari mereka meminta bandar dan dua kurir dilepaskan.
Karena Satnarkoba Polres Lampung Tengah tidak menggubris, perlawanan pun dimulai oleh sebagian warga, dengan melempari enam mobil yang dibawa petugas. Salah satu di antaranya, bahkan, digulingkan.
Kapolres Lampung Tengah AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya mengatakan ia dan Kabag Ops segera turun ke lapangan, yang dilapis oleh 1 kompi Brimob. Di tengah suara-suara minor dari sejumlah warga, ketiga tersangka terus dibawa, dengan barang bukti hasil penggerebekan.
AKBP Doffie juga meminta warga menghentikan perlawanan karena yang ditangkap petugas benar-benar seorang bandar.
Setelah perlawanan senyap, Kapolres Lampung Tengah dan puluhan petugas berjalan di Kampung Buyut Ilir untuk memastikan situasi sudah kondusif.
Dalam temu pers besok harinya, Sabtu, 11 Februari 2023, AKBP Doffie mengatakan ia ingin membersihkan kabupaten tersebut dari peredaran narkoba. Setelah sepekan sebelumnya menangkap jaringan Medan, kini, mereka mencurigai para bandar mengambil sabu lewat Pekanbaru. Dua-duanya di atas 1 kilogram.
Kapolres Lampung Tengah menyebut, meski dihadang 300 warga, ia yakin masih lebih banyak penduduk lain yang mengharapkan Indonesia bersih dari narkoba.
SIGIT SANTOSO
0 comments:
Posting Komentar