Petani Lampung Tengah Teriak Kekurangan Pupuk

BUMIRATU NUBAN (3/2/2023) – Gabungan kelompok tani (gapoktan) Kecamatan Bumiratu Nuban, Lampung Tengah, berteriak meminta pemenuhan stok pupuk bersubsidi. Pasokan selama ini hanya mencukupi 25 persen kebutuhan.

Gapoktan tiga kampung mengeluhkan minimnya pupuk bersubsidi sehingga petani kebingungan setiap menghadapi musim tanam. Stok pupuk urea dan NPK selalu langka. Sebagian petani Kampung Bulusari, Bumiratu, dan Wates coba menambal kekurangan pupuk kimia dengan pupuk kandang atau kompos.

Masa tanam dan pertumbuhan padi sudah waktunya memupuk urea dan NPK. Namun, produksifitas padi terancam menurun akibat minimnya pasokan pupuk subsidi.

Sejumlah petani Kampung Bulusari mengandalkan pupuk kandang karena sulit mendapatkan pupuk urea dan NPK. Mereka sudah menerima jatah pupuk kimia tetapi volume sangat minim. Pemupukan membutuhkan sekitar empat kuintal. Sampai hari ini baru dapat satu kuintal.

Gapoktan Kampung Bulusari , Bumiratu, dan Wates mendapatkan pupuk subsidi melalui pengecer. Jatah Januari 2023 sebanyak 92 ton urea sudah tersalurkan dan pengajuan Februari 74 ton masih menunggu distribusi. Sementara penyaluran pupuk NPK belum jelas. Petani mengajukan penambahan 20 ton urea karena kebutuhan tahap pertama masih kurang.

Pengecer pupuk, Susanto, menyebut menyebab kelangkaan pupuk adalah keterlambatan pengiriman. Sementara penebusan dari kelompok tani lancar. Volume pengiriman pupuk subsidi juga belum memenuhi kebutuhan.

Kepala Kampung Bulusari Sutomo menyarankan petani menggunakan pupuk kandang atau kompos guna menutupi kekurangan pupuk kimia. Pasokan pupuk subsidi selalu minim setiap musim tanam. Realisasi pupuk subsidi hanya 25 persen dari rencana definitif kebutuhan kelompok tani.

SIGIT SANTOSO

0 comments:

Posting Komentar