Petani Lampung Timur Terpukul Harga Singkong Anjlok

SUKADANA (11/2/2023) – Petani singkong Kecamatan ukadana, Lampung Timur, terpukul atas anjloknya harga singkong menjadi Rp1.080 per kilogram. Nilai ini terlalu murah dan tidak sebanding dengan biaya produksi.

Harga singkong turun sejak Oktober 2022 menjadi Rp1.200 per kilogram. Petani menjerit karena harga tersebut tidak mampu menutup biaya produksi meliputi ongkos pengolahan lahan, penanaman, dan pemupukan. Pengeluaran lainnya ongkos panen dan kuli, biaya transportasi hingga bongkar di pabrik.

Harga singkong anjlok makin tajam menjadi Rp1.080 per kilogram pada musim panen 2023. Kejatuhan harga ini memukul petani karena beban kerugian bertambah besar.

Petani singkong, Umar Dani dan Diki, Sabtu 11 Februari 2023, mengeluhkan harga singkong Rp1.080 per kilogram terlalu murah. Panen singkong bukan membawa berkah keuntungan tetapi menimbulkan kerugian. 

Harga singkong tidak sebanding dengan ongkos produksi. Petani menjabarkan harga singkong Rp1.080 per kilogram hanya menyisakan hasil bersih Rp500 sampai Rp600. Nilai ini tidak cukup sekadar buat makan sehari-hari selama masa tanam hingga panen.

Kerugian petani bertambah besar karena terpotong ongkos cabut, biaya transportasi, dan rafaksi atau potongan kadar air 25 hingga 30 persen. Sebelum biaya panen, petani tercekik harga pupuk makin mahal. Harga pupuk urea Rp150 ribu dan NPK Rp180 ribu per sak.

Khusus biaya pupuk menjadi beban ganda. Selain harga mahal, stok pupuk langka. Petani kesulitan memenuhi volume dan jadwal pemupukan sehingga proses pertumbuhan terhambat dan hasil panen menurun. Tanaman singkong butuh pupuk tiga sampai lima kuintal per hektar.

Petani singkong Lampung Timur berharap pemerintah memberikan kebijakan harga singkong hingga stok pupuk bersubsidi sesuai kebutuhan. Harga singkong diupayakan mencapai Rp1.500 per kilogram agar petani mendapatkan keuntungan.

FAHROZI NAZAM

0 comments:

Posting Komentar