Pekon Banjarmanis Berharap Jadi Sentra Pala Tanggamus

CUKUH BALAK (19/1/2023) - Ada dua desa bernama Pekon Banjarmanis di Tanggamus. Yang satu di Kecamatan Gisting. Sedangkan yang ini di Kecamatan Cukuh Balak. Namun, keduanya mendiami daerah pegunungan dan perbukitan.

Sebagaimana daerah di pegunungan dan perbukitan lainnya, sekitar 300 kepala keluarga atau 1.600 warga Pekon Banjarmanis hidup dari bertani dan berkebun. Komoditas cokelat, lada, kopi, pisang, mudah dijumpai di sini.

Namun, khusus tanaman perkebunan, warga sedang tidak beruntung dalam dua tahun terakhir di Pekon Banjarmanis. Sejumlah tanaman cokelat, misalnya, hitam dan membusuk, sebelum berhasil dipetik. 

Masud, seorang petani cokelat, mengatakan mereka tidak berpengharapan baik dari panen cokelat untuk Tahun 2023. Umumnya warga memelihara dengan baik, tetapi begitu berbuah, warnanya menghitam dan membusuk.

Tanaman kopi masih bisa dipetik, tetapi sebagian besar terkena hama. Agar penyakitnya tidak menjalar, petani menyegerakan panen, dan berusaha menjemurnya lebih lama, agar masih bisa dibeli dengan layak.

Suryadi, seorang petani perkebunan, mengatakan kopi masih panen, tetapi hasilnya separo dari tahun sebelumnya. Sedangkan tanaman lada sama sekali tidak bisa diharap. Hama menyerang buah hingga daun.

Tokoh masyarakat Pekon Banjarmanis, Sopian, membenarkan hama sedang menyerang cokelat, lada, dan kopi. Hasil panen terburuk mencapai 10 persen dari produktivitas normal atau dari biasanya menghasilkan 100 kuintal, kini tinggal 10 kuintal.

Sopian, Suryadi, dan Masud, menyadari warga berkebun dengan autodidak, melihat cara yang dilakukan oleh para pendahulu. Cara ini tidak bisa lagi sekarang. Mereka mulai cemburu dengan daerah lain yang selalu dibimbing oleh penyuluh. Mereka belum pernah melihat pegawai dinas terkait mengajari mereka berkebun.

Suryadi, bahkan, mengatakan sudah saatnya Pemerintah memperhatikan petani perkebunan, dengan memberikan subsidi obat-obatan. Kalaupun ternyata tidak dianggarkan, penyuluh terkait, minimal memberikan saran kepada warga soal mengatasinya.

Atas dasar keluhan itu, Kepala BHP Pekon Banjarmanis Syamsudin mengusulkan kepada Kepala Pekon membantu warga lewat anggaran Dana Desa, dengan menyerahkan 20 ribu bibit pala pada Tahun Anggaran 2023.

Syamsudin mengatakan, hingga awal Tahun 2023,  tanaman pala dianggap minim hama di Pekon Banjarmanis. Dengan 20 ribu bibit, setiap kepala keluarga akan memperoleh 50 batang, yang akan ditanam di lahan perkebunan lama atau baru. 

Kepala Pekon Banjarmanis Dedi Kurniawan menyepakati hal itu. Meskipun baru produktif 10 tahun ke depan, pembelian bibit 20 ribu tanaman pala dianggap efektif karena warga sama-sama belajar menangani penanaman dan perawatannya, hingga kawasan tersebut menjadi sentra pala di masa depan.

***

Tidak hanya cokelat, lada, dan kopi, yang sedang dirundung hama di Pekon Banjarmanis, peternak kambing juga mengeluhkan serangan flu terhadap hewan ternak ini, hingga matanya merah dan tidak nafsu makan,

Bambang, seorang peternak kambing, mengatakan mereka sudah berusaha mengobati serangan flu kambing, dengan meniru peternak kambing dari daerah lain, tetapi hasilnya tidak memuaskan.

Ia menyarankan penyuluh Dinas terkait di Pemerintah Kabupaten turun tangan untuk menangani serangan flu kambing agar tidak meluas dan menimbulkan dampak lain terhadap lingkungannya, terutama manusia.

Syukurlah hama tidak menyerang tanaman padi dan hortikultura lainnya, seperti pisang. Warga umumnya menjadikan lahan datar dan beririgasi menjadi persawahan. Meskipun belum bisa menyumbang ke daerah lain, sawah di Pekon Banjarmanis sudah mencukupi kebutuhan warga.

Karena tanaman keras sedang bermasalah, banyak warga beralih menanam pisang, mulai dari sekedar di pematang sawah, di pinggir kebun, atau dalam skala banyak, dengan menghabisi tanaman yang tidak produktif.

Setidaknya ada dua dan tiga orang pengumpul pisang di Pekon Banjarmanis, yang menjadi bukti dari banyaknya warga menanam komoditas ini dan banyaknya pula pengumpul dari luar daerah berminat membawa dan menjualnya ke luar daerah.

Hingga Januari 2023, harga pisang di Pekon Banjarmanis bervariasi antara 1.200 hingga 1.300 rupiah perkilo. Pengecualian harga untuk pisang ambon, yang rata-rata dibayar pengumpul dari luar kota, dengan harga dua ribu rupiah.

***

Berjarak 30 kilometer dari Kotaagung, Ibukota Tanggamus, Pekon Banjarmanis berbatasan dengan Pampangan di sebelah utara, sebelah timur dengan Tanjung Jati, sebelah barat dengan Tanjung Betuah.

Memiliki luas 1.500 hektare, 360 kepala keluarga di kawasan ini berpencar di lima dusun: Sinarjaya, Rajabasa, Tamanjaya, Tanjungjaya, dan Simpurjaya.

Selain dari Kotaagung, warga yang hendak ke Pekon Banjarmanis,  juga bisa melalui Jalur Wisata Pesisir Tanggamus, mulai dari  Bandarlampung, Padangcermin,  Pasar Jatiringin,  Sukapadang,  dan Pampangan, dengan jarak tempuh 90km.

Setelah memperoleh Dana Desa, Pekon Banjarmanis masih memprioritaskan infrastruktur, seperi rabat beton di kawasan permukiman, talut, drainase, dan jalan tani. 

Air jernih pegunungan di Pekon Banjarmanis sudah berhasil dibangun dengan Dana Desa, sehingga warga tidak ke sungai lagi mengambil air bersih. Pekon sudah menyediakan bak penampungan di beberapa titik.

Kepala Pekon Dedi Kurniawan mengatakan selain akan membelikan bibit pala untuk warga, pihaknya konsentrasi membangun jalan tani dengan rabat beton, agar warga lebih mudah memperluas areal perkebunan dan mengangkut hasilnya ke jalan besar.

Dengan Dana Desa, Pekon Banjarmanis juga sudah membangun Balai Pekon, pustu kesehatan, dan Paud, yang kini menjadi pusat kegiatan kesehatan dan pendidikan warga.

Heni, bidan desa, mengatakan kegiatan pemeriksaan kesehatan wanita, terutama ibu hamil, dan anak, terutama balita, dikuti oleh warga minimal sebulan sekali, setelah Pekon membangun balai, pustu, dan Paud.

Tidak seperti pekon lain, fasilitas sekolah di Banjarmanis hanya Sekolah Dasar. Untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah pertama dan atas, remaja di kawasan ini, harus bersekolah di pekon atau kecamatan.

Fasilitas SD di Pekon Banjarmanis juga belum nyaman. Banyak plafon sudah lapuk karena atapnya bocor. Kurangnya perawatan sekolah dasar ini sudah berlangsung bertahun-tahun.

Mursal, guru SD Negeri Banjarmanis, mengatakan mereka juga mengharapkan ruang guru dan perpustakaan. Selama ini mereka memakai ruang kelas untuk kedua hal tersebut.

YUNADA YAMIN.

0 comments:

Posting Komentar