Belantik Sapi Dikubur di Sungai Punggur Lampung Tengah

BUMIRATU NUBAN (3/11/2019) – Jenazah belantik sapi Raman Utara, Lampung Timur, ditemukan pukul 10.45, Minggu, 3 November 2019.  Dikubur dalam lumpur. Tak jauh dari lokasi temannya, yang diikat dan ditenggelamkan dalam dasar Sungai Punggur, Bumirahayu, Bumiratu Nuban, Lampung Tengah.


Sejak pagi, warga menelusuri Sungai Punggur dengan keluarga kedua belantik sapi. Babinsa setempat mencurigai tumpukan lumpur di pinggir sungai. Para pencari akhirnya sepakat membongkarnya dan menemukan jenazah dibungkus plastik.

Keluarga Sukirno bin Sodiwiryo,  belantik sapi yang dibunuh, menyaksikan pembongkaran. Kakak dan saudaranya menangis histeris.  Warga Kampung Rantau Fajar, Raman Utara, Lampung Timur itu meninggalkan seorang isteri dan dua anak masih sekolah SMP dan SD.

Teman Sukirno,  Nur Sodik bin Tolik, juga masih berusia 34 Tahun. Pria yang ditemukan terikat di dasar Sungai Punggur,  Sabtu 2 November 2019, memiliki anak masih SMP dan SD
.
Pujo, pj Kepala Kampung Bumirahayu, membenarkan terduga pembunuh M sebagai warganya.  Pria berusia 34 tahun yang berprofesi sebagai belantik itu tinggal bersama isteri dan anaknya. Mereka mengetahui peristiwa tersebut.

Kasatreskrim Polres Lampung Tengah AKP Yuda Wiranegara, saat ikut melihat proses autopsi jenazah Sukirno di RS Bhayangkara Bandarlampung, mengatakan mereka sudah memeriksa setidaknya 7 saksi dalam pembunuhan dua belantik sapi tersebut.

Pembunuhan berawal dari berangkatnya Sukirno dan Nur Sodik ke rumah M pada Rabu, 30 Oktober 2019. Mereka membawa 3 ekor sapi bersama sebuah kendaraan dan sopir, yang dikabarkan tidak ikut masuk ke dalam rumah.

M, terduga pembunuh, meracuni kopi Sukirno dan Nur Sodik. Isterinya sempat melihat kedua belantik kesakitan, sebelum dihabisi dengan linggis, ditenggelamkan, dan dikubur di Sungai Punggur.

Belantik sapi Lampung Tengah tersebut kemudian mengajak sopir pembawa 3 sapi ke arah Lampung Utara. Mereka berhenti di Simpang  Propau dan ia menghilang sejak saat itu.

SIGIT S DAN RIKI PRATAMA

0 comments:

Posting Komentar