Anak Krakatau Catat Letusan Terbanyak pada Bulan Juli

PENENGAHAN (20/7/2022) -  Andi Suwardi, Ketua Pos Gunung Anak Krakatau, di Hargo Pancuran, Lampung Selatan, memastikan, meski jumlah letusan gunung legendaris itu meningkat, dampaknya tidak akan sedahsyat pada 22 Desember 2018.

Anak Krakatau sudah tujuh kali meletus selama Juli sejak tanggal 17, dengan ketinggian abu umumnya 2 kilometer. Terakhir, gunung ini meletus pada tanggal 25, 28, dan 29 Juni, setelah istirahat beberapa hari dari tanggal 16, dengan ketinggian bervariasi dari 700 meter hingga 2 kilometer.

Andi mengatakan, tsunami pada 22 Desember 2018 disebabkan runtuhnya puncak Anak Krakatau. Dengan ketinggian yang sekarang, ia tidak yakin dampaknya sebesar empat tahun lalu.

Meski demikian, Kepala Pos Pengamat Gunung Anak Krakatau itu menyebut fenomena alam sering tidak bisa ditebak. Mereka hanya mengandalkan pengamatan dan laporan, yang belakangan ini juga sering terlambat karena peralatan seismograp rusak.

Rusaknya peralatan seismograp membuat Pos Pengamatan di Hargo Pancuran mengandalkan  Pos Pantau di Anyer. Sarana pemantau Gunung Berapi tersebut pernah diperbaiki, tetapi rusak lagi beberapa bulan lalu.

Sejak menggantikan posisi induknya, Krakatau, yang meletus pada Tahun 1883, Anak Krakatau terus membuat aktivitas. Gunung berapi ini pernah meletus dahsyat pada 22 Desember 2018, yang menimbulkan tsunami dan membuat setidaknya 400 warga di Pesisir Lampung Selatan dan Banten meninggal dunia. 

Tsunami yang dipicu longsornya Gunung Anak Krakatau pada saat itu juga membuat 7 ribu warga lainnya luka, 47 ribu penduduk mengungsi atau tidak memiliki tempat tinggal.

GELLY

0 comments:

Posting Komentar