Industri Gerabah Lampung Melesat di Tengah Wabah Corona

LAMPUNG SELATAN (24/10/2020) – Pandemi corona menjadi musibah seluruh dunia. Bertepatan maraknya wabah, industri gerabah di kawasan Natar, Lampung Selatan, mendapat rezeki melimpah. Pesanan aneka jenis kerajinan tiba-tiba melonjak. Perajin sampai kewalahan memenuhi permintaan pasar.

Sentra kerajinan gerabah Natar kebanjiran pesanan pot, guci, dan kursi kaca gerabah. Permintaan pot melesat seiring tren menjamurnya pecinta tanaman hias selama pandemi covid-19. Segala jenis dan ukuran pot bunga tiada tersisa.

Makin banyak orang tinggal di rumah akibat wabah corona, tambah tinggi minat warga mempercantik rumah selama waktu luang. Bukan cuma bersih-bersih ruangan dan lingkungan, seputar rumah perlu dihiasi aneka tanaman. Tren ini menyerap banyak pesanan pot bersama tanaman hias.

Lonjakan permintaan pasar membuat perajin kewalahan. Mereka menarik pekerja informal, petani paruh waktu hingga profesi lain turut memproduksi pesanan gerabah. Proses produksi mulai pemilihan dan pengambilan tanah liat, pengolahan dan pembentukan bahan tanah, penjemuran, pembakaran hingga penyempurnaan.

Kendati pesanan gerabah melimpah, para perajin masih kesulitan permodalan dan dukungan tenaga terampil. Kekurangan tenaga diatasi dengan bantuan dari Jawa. Sementara permodalan menunggu stimulus program UKM. Realisasi bantuan pemerintah mendorong usaha gerabah terus menggeliat selama pandemi covid-19.

Awal pandemi corona memaksa banyak showroom tutup dan perajin berhenti produksi karena khawatir tidak mampu membayar karyawan. Namun, seiring masa new normal atau adaptasi kebiasaan baru, sentra gerabah Natar kembali kebanjiran pesanan. Produksi aneka kerajinan gerabah bukan cuma memenuhi pesanan pelanggan, tetapi pembeli baru perorangan maupun kalangan penghobi.

Produk gerabah menjadi buruan karena sanggup memenuhi tren pasar dengan harga lebih murah. Pot, guci, dan aneka jenis kerajinan dijual Rp50 ribu hingga satu jutaan. Pembeli borongan hingga eceran adu cepat ke sentra gerabah Natar. Sambil melihat proses produksi, wisatawan ikut-ikutan meramaikan pesanan.

PANDAWA AF


0 comments:

Posting Komentar