Berjarak setidaknya 45 kilometer dari Jalan Lintas Barat Tanggamus, cerita jeleknya jalan BNS hingga Suoh sudah terkenal sejak Indonesia belum merdeka. Padahal di Kawasan ini terdapat dua perusahaan nasional PT Tanggamus Elektrik Power yang bergerak di bidang pembangkit listrik, dan tambang emas PT Natarang Mining.
PT Natarang Mining sudah menyumbangkan sirtu, tetapi dibiarkan berbulan-bulan di pinggir jalan, membuat para pengendara susah memanuver setir, hingga sering belasan kali mengulang, baru bisa lewat.
Jul, seorang pengendara L-300, mengatakan ia setidaknya 10 kali mencari selah agar bisa lewat karena PT Natarang Mining asal letakkan sirtu di pinggir jalan.
Ozi, seorang warga Bandarlampung, yang tiap dua kali sebulan melewati jalur tersebut, mengatakan PT Natarang Mining seharusnya langsung menyebar sirtu. Selain tidak menghambat gerakan pengendara, lubang-lubang tidak parah pada musim hujan mendatang.
Rusdi, warga Talang Lahat, Bandar Negeri Seumoung, mengatakan umumnya pengendara truk, roda empat, dan motor memakai rantai ban jika tidak ingin bermalam di sana.
Ia juga menyebut harga hasil pertanian dan perkebunan umumnya turun hingga 40 persen jika musim hujan tiba, karena pengumpul enggan masuk ke sana.
DEDI NOVRIANZA
Saya lewat situ dipalakin
BalasHapus