Proyek SPAM Obrak-Abrik Kawasan Rajabasa Bandarlampung

BANDARLAMPUNG (18/6/2022) -  Warga Jalan Perwira Rajabasa, Bandarlampung, menyesalkan proyek SPAM mengobrak-abrik kawasan antara Jalan Soekarno-Hatta menuju Terminal Rajabasa dalam beberapa bulan terakhir, tanpa penjelasan dari lembaga terkait.

Pada awalnya warga mendiamkan pekerja proyek menggali tiga titik di sepanjang jalan sepanjang sekitar 720 meter itu. Mereka melihat kedalaman galian pipa hanya tiga meter dan hanya menguasai seperempat atau setengah jalan.

Namun begitu sejumlah alat berat membongkar habis Jalan Perwira di titik keempat, warga mulai bertanya-tanya. Arus lalu lintas terpaksa melewati jalan darurat yang terbuat dari tanah, dari arah Soekarno-Hatta atau Terminal Rajabasa.

Baru beberapa hari terganggu dengan suara alat berat, debu, dan jalan licin, warga dikagetkan dengan kedalaman galian ternyata tidak tiga meter seperti biasanya, tetapi mencapai belasan meter, dengan diameter 10 kali 8 meter persegi.

Dandi Sucipto, salah seorang karyawan kantor di daerah sekitar,  mengatakan, hingga Sabtu, 18 Juni 2022, tidak ada penjelasan dari lembaga terkait soal penggalian mencapai belasan meter tersebut, termasuk dari pamong setempat.

Warga di sana lebih khawatir karena setiap hari sumber air muncul di galian belasan meter tersebut. Meski siang harinya disedot oleh para pekerja, namun ketinggiannya pada pagi hari mencapai tiga hingga empat meter.

Dandi melihat lembaga terkait menyepelekan persoalan dampak lingkungan akibat penggalian belasan meter di sana. Kedalaman seperti itu mengobrak-abrik lingkungan sekitar, baik pada saat penggalian atau nanti setelah dilewati air, karena saluran di sana menjadi arum jeram, mengalir dari ketinggian tiga menjadi belasan meter.

Penggalian pipa SPAM yang sudah berlangsung berbulan-bulan juga membingungkan warga yang sering melewati Jalan Perwira, Rajabasa, Bandarlampung. 

Ciswanto, seorang sopir bus menyebut ia kaget melihat pekerjaan berlarut-larut di jalan penghubung Jalan Soekarno-Hatta dan Terminal Rajabasa itu.

Saputra, seorang mahasiswa yang kos di daerah sekitar, menyebut jalan di sana menjadi licin pada musim hujan dan penuh debu di musim kemarau. Demikian juga pendapat Koko, seorang pengojek yang mencari rezeki di seputaran daerah tersebut.

Hendri, Tata Usaha Balai Prasarana Permukiman Wilayah Lampung, membenarkan pekerjaan proyek SPAM di bawah kewenangan mereka. 

Ia menyebut Kepala Balai sudah meminta PPK meminta pertanggungjawaban atas penggalian belasan meter tersebut.

DEDI KAPRIYANTO

0 comments:

Posting Komentar