Masih Ada Warga Bandarlampung Tinggal di Kandang Kambing

BANDARLAMPUNG (30/10/2022) -  Usianya sudah 61 tahun. Seharusnya, sebagaimana kebanyakan orang lain, ia kini lebih banyak bersama cucu, tiap waktu menunaikan shalat ke masjid, menghadiri yasinan tiap malam Jumat, dan kumpul-kumpul dengan rekan seusai di tempat hajatan.

Namun, Suwito, pria berusia 61 tahun itu, tidak punya anak. Isterinya sudah lama meninggal. Ia juga tidak punya rumah. Sejak merantau dari Jawa ke Lampung pada Tahun 1980 dan menjadi pekerja sebuah pabrik keramik di Bandarlampung, ia tak sanggup membeli lahan atau tempat tinggal.

Karena pulang ke Jawa ia juga tidak memiliki apa pun di sana, Suwito tinggal di kandang kambing milik seseorang, yang wajib ia jaga dan beri makan setiap hari, dan hal tersebut sudah berlangsung selama 5 tahun.

Suwito mengaku ia bisa tertidur nyenyak juga di kandang kambing yang berada di Gang Sentosa 2, Segala Mider, Tanjungkarat, Bandarlampung, itu. 

Karena hanya terbuat dari bambu dan tidak berdinding, ia sudah biasa dengan nyamuk pada musim kemarau dan angin dingin pada musim hujan.

Setelah isterinya meninggal 10 tahun lalu, ia tidak lagi mengenali listrik dan barang-barang elektronik. Tak ada meteran PLN di kandang kambing itu.  Harta bendanya paling mahal hanya kompor untuk memasak, dengan bahan bakar kayu kering.

Untuk menambah penghasilan, ia juga menjadi pemulung, dengan penghasilan 10 ribu rupiah per hari.  Lumayan untuk membeli beras dan mi instan. Sesekali ia membeli nasi bungkus, jika ada orang yang iba dan memberikan uang di jalanan. 

Meski tidak punya apa-apa, Suwito mengaku tidak pernah antre sembako dan berbagai bantuan lain. Ia juga tidak terdaftar sebagai penerima PKH, penerima bansos, termasuk beras untuk warga miskin.

ARI IRAWAN

0 comments:

Posting Komentar