Pupuk Urea Langka, Petani Lampung Tengah Menjerit

TERBANGGIBESAR (27/1/2021) – Petani Lampung Tengah menjerit akibat kelangkaan pupuk urea subsidi maupun nonsubsidi. Kekosongan stok pupuk ini sudah empat tahun berturut-turut. Sebagian petani beralihpupuk kandang, namun hasil panen tidak maksimal.

Petani Kelurahan Yukumjaya, Kecamatan Terbanggibesar, mengeluhkan kelangkaan pupuk. Mereka kebingungan mencari pupuk urea subsidi maupun non subsidi. Penelusuran ke gudang pupuk masih ada aktivitas bongkar-muat. Sementara stok agen hingga pengecer di lapangan kosong.

Kelangkaan pupuk memicu kenaikan harga. Pupuk subsidi semula Rp100 ribu naik menjadi Rp125 ribu dan pupuk nonsubsidi mencapai Rp150 ribu per sak. Sementara harganya naik, stok pupuk tidak tersedia sampai Rabu 27 Januari 2021.

Petani lainnya terang-terangan menyebut kelangkaan pupuk urea sudah berjalan empat tahun bertutut-turut. Mirisnya lagi, stok pupuk selalu kosong bertepatan musim tanam. Petani tidak bisa berbuat banyak selain menunggu jatah gapoktan. Petani saling berebut karena jatah pasokan sering tidaksebanding dengan kebutuhan. Sebagian mencoba alternatif pupuk kandang, namun hasil panen tidak maksimal.

Pemkab Lampung Tengah memahami keluhan petani. Bupati Loekman Djoyosoemarto akan mengundang Forkopimda, TNI, dan Polri guna membentuk tim terpadu penanganan pupuk. Tim ini terjun ke lapangan untuk memastikan distribusi dan jatah pupuk tepat sasaran.

Distribusi dan harga pupuk sering bermasalah karena dugaan permainan pengecer nakal. Kelangkaan mestinya tidak terjadi karena sarana produksi pertanian termasuk pupuk sudah masuk rencana definitif kebutuhan kelompok tani (RDKK) setiap musim.

SIGIT SANTOSO

0 comments:

Posting Komentar