Tanggamus: Habis Musibah Banjir, Terbitlah Berkah Pasir

WONOSOBO(6/9/2021) – Guyuran hujan deras kawasan hulu Sungai Semaka, Tanggamus, selama musim hujan dan kemarau basah sering menimbulkan musibah banjir sepanjang hilir. Namun, luapan arus sungai juga membawa berkah bagi pertambangan pasir.

Sejumlah wilayah menjadi langganan banjir Sungai Way Semaka seperti Kecamatan Semaka, Wonosobo, dan Bandar Negeri Semuong. Kawasan bantaran sungai hingga permukiman sering tergenang dan bahkan terendam lebih satu meter. Terjangan banjir juga merusak areal pertanian dan perkebunan.

Banjir tidak melulu soal musibah. Luapan arus sungai ternyata membawa berkah bagi penambang pasir. Aliran deras dari hulu ke hilir membawa material banyak material terutama pasir. Material ini menjadi gantungan hidup banyak penambang pasir tradisional di Kecamatan Wonosobo.

Ratusan penambang tradisional mengeruk pasir setiap hari sepanjang tahun. Stok pasir sepanjang aliran sungai menipis dan cenderung minus. Dengan sekali atau dua kali banjir, material pasir kembali melimpah. Pasir Sungai Way Semaka dicari-cari pemborong dan pembangunan rumah karena tergolong kualitas terbaik.

Pekerja tambang pasir sempat mengeluhkan keberadaan PLTA di kawasan hulu sungai secara tidak langsung menyumbat sumber aliran pasir. Dengan datangnya banjir, material pasir turut terbawa ke hilir. Para pekerja kembali bersemangat mengejar penghasilan harian berkisar Rp500.000 hingga Rp700.000.

Pengushaa tambang pasir seputar Wonosobo mengakui omzet menurun selama masa pandemi covid-19. Kondisi ini dibarengi berkurangnya material pasir. Penjualan harian kini berkisar lima hingga 10 truk. Distribusi bahan bangunan ini mengalir seputar Kabupaten tanggamus dan Pesisir Barat.

Permintaan pasir biasanya melonjak bertepatan pencairan alokasi dana desa dan proyek infrastruktur tingkat kabupaten. Masa proyek berarti musim panen keuntungan bagi pertambangan pasir.


M. ROLIM

0 comments:

Posting Komentar