Angka Stunting Lampung Jauh di Atas Prevalensi 14 Persen

JAKARTA (5/12/2022) – Angka balita mengalami stunting atau masalah gizi kronis di Lampung mencapai 25 persen. Jumlah ini jauh di atas target prevalensi pemerintah yaitu di bawah 14 persen.

Besarnya angka stunting di Lampung disampaikan anggota DPR R I, Itet Tridjajati Sumarijanto, usai audensi Komisi 9 DPR R I dengan komuditas pemohon dukungan DPR R I di Jakarta, Senin 5 Desember 2022. Komunitas ini menyebarkan produksi daun kelor untuk kesehatan di NTT dan daerah lainnya.

Itet Tridjajati menyampaikan masalah produksi daun kelor di NTT, Lampung, dan daerah lainnya bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Produksi ini berbentuk bahan makan dari serbuk daun kelor.

Berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), bayi usia 0 sampai 59 bulan (balita) di Lampung mengalami stunting sebanyak 25 persen.

Menurut anggota DPR R I Dapil 2 Lampung tersebut, penyelesaian persoalan stunting tidak hanya berkaitan dengan ekonomi dan pendidikan, namun ada peran budaya daerah. Pemerintah daerah sebaiknya berkomitmen menyelesaikan stunting mulai dari kesehatan dan kebersihan.

Pencegahan stunting dimulai dari pelayanan posyandu, perbaikan jalan berlubang, bencana banjir, serta penikatan sumber daya manusia (SDM).

Lampung bukan hanya menghadapi angka stunting tinggi. Menurut Itet Tridjajati, Lampung juga kekurangan dokter gigi terutama di kampung-kampung. Ia menekankan pemerintah daerah harus giat memenuhi kebutuhan masyarakat bidang kesehatan.

ASRORI

0 comments:

Posting Komentar