Din Sikin Sukadana: Dibawa Sehat, Pulang Tewas Penuh Luka

SUKADANA (14/7/2018) – Tangis wanita tua itu meledak saat menunjukkan makam putranya, Zainudin, warga Putra Aji 2, Kecamatan Sukadana, Lampung Timur. Ia mengelus-elus tanah merah dan masih berbunga segar itu sambil meratap dengan bahasa Lampung.

Hampir tiap hari sang ibu ke sana. Pada sore Jumat, 13 Juli 2018, ia didampingi tiga cucunya yang masih belia. “Mereka ditinggal begitu saja tanpa pesan, tanpa mengetahui kenapa ayah mereka meninggal,” ujarnya.

Zainudin, yang lebih dikenal dengan nama Din Sikin di Sukadana, dimakamkan pada Kamis, 12 Juli 2018. Pria berusia 40 tahun itu, pada pukul 16.00 Selasa Sore, 10 Juli, dijemput sejumlah orang. “Mereka membawa empat mobil dan langsung masuk ke dalam rumah,” ujar Rita, sang isteri.

Sore itu, demikian Rita, Din Sikin sedang makan. Tanpa menjelaskan berasal dari satuan mana dan memberikan surat tugas, sejumlah petugas tersebut menggeledah rumah,  membekuk suaminya, mengikatnya,  dan mengangkutnya ke mobil. 

Rita mengatakan ia bertanya tentang kenapa suaminya ditangkap, jawaban yang muncul, “Ibu diam aja. Kalau Ibu gak mau diam, saya tembak dia,” kata salah seorang.

Semalaman Rita dan anak-anaknya tidak bisa tidur. Besok harinya, pada pukul 09.00 Rabu, 11 Juli 2018, atau 17 jam kemudian, ia memperoleh kabar dari teman suaminya: Din Sikin meninggal dunia. “Saya shock. Suami saya berangkat sehat walafiat…suami saya tidak melawan saat disergap,” ujarnya.

Rosi, adik Din Sikin, mengatakan, meski tidak ada surat pemberitahuan meninggal, mereka berusaha mencari jenazah kakaknya di RS Bhayangkara Bandarlampung. Mereka berangkat ke sana dan melihat kakaknya sudah di loker jenazah.

Rosi mengatakan banyak luka memar di tubuh kakaknya Din Sikin, mulai dari muka, mulut, kaki, telinga, dan sejumlah anggota badan lainnya. Bahkan, menurut Rita, sang isterinya, gigi suaminya sudah pada tanggal.

Masih menurut Rosi, ketika mereka bertanya soal penyakit kakaknya, dokter di sana mengatakan terkena penyakit jantung. “Tapi, hingga hari ini (Jumat, 13 Juli) hasil visum rumah sakit dan surat penangkapan kakak saya belum kami terima,” katanya.

Rita, Rosi, dan sang ibu, menyadari semua manusia akan meninggal juga. “Kami hanya ingin keadilan. Ingin tau apa kesalahan Din Sikin,” kata Rosi.

BERIYAN HERMAWAN

0 comments:

Posting Komentar