Maggot, Larva Lalat yang jadi Pakan Bebek di Pringsewu

PRINGSEWU (12/6/2021) – Binatang itu larva dari lalat. Namun jenisnya black soldier hermeteria illucens. Jika dibiokonversi dengan sampah organik menghasilkan maggot, pakan bebek, ikan, atau sejenisnya.

Muhlasin, aktivis Walhi, mencoba beternak binatang menjijikkan itu di Dusun Jatirenggo, Waluyojati, Pringsewu, sejak setahun yang lalu. 

Awalnya untuk mengatasi masalah sampah. Dengan sisa sampah rumah makan, seperti buah-buahan, pisang, dan nanas, ia mengembangbiakkan lalat itu selama 45 hari,  dari bahan baku 15 kg tiap hari.

Sampah organik pun ia campur dan fregmentasi dengan sampah buah. Larva lalat pun berkembang biak sekitar 15 kg perhari.

Menjijikkan bagi orang awam. Tapi bagi Muhlasin, maggot menjadi makanan bebek, hingga binatang piaraan itu memiliki daya tahan tubuh lebih tinggi dan rendah kolesterol. Ia juga menghemat biaya. Dengan pakan lain, seperti pelet, perlu anggaran Rp35 ribu per ekor. Dengan maggot cukup Rp22 ribu per ekor.

Selain berhasil mengembangbiakkan maggot, budi daya bebeknya berkembang pesat. Dalam waktu 3 bulan, jumlah bebek peliharaannya berkembang dari 300 menjadi 1.500 ekor.

Komunitas mereka pun mulai menjual pakan maggot. Fahmi, teman Muhlasin, mengatakan, mereka menjualnya dengan harga Rp8 ribu per kg dan mulai laku 20 kg perhari.

Karena mulai terkenal,  Wakil Bupati Pringsewu Dr. H. Fauzi mengunjungi lokasi ternak maggot Muhlasin, Sabtu 12 Juni 20221. Ia ditemani sejumlah kepala dinas, Camat, dan Kepala Pekon setempat.

ANTON

0 comments:

Posting Komentar