Unjuk Rasa Lampung: 7 Pingsan dan 20 Sempat Ditangkap

BANDARLAMPUNG (13/4/2022) -  Ribuan mahasiswa Lampung dari berbagai elemen dan menyebut diri Aliansi Lampung Memanggil unjuk rasa ke DPRD Provinsi, Rabu 13 April 2022. Tujuh mahasiswi pingsan. Setidaknya 40-an pelajar, mahasiswa, dan warga ditahan, meski dilepaskan kemudian.

Banyaknya mahasiswa pingsan karena panasnya cuaca dan umumnya  masih menunaikan puasa Ramadhan. Mereka berangkat rata-rata pagi dari rumah, berkumpul di beberapa titik, dan memulai unjuk rasa pukul 10.00 pagi.

Ketujuh mahasiswa yang pingsan di antaranya berasal dari  KAMMI Poltekes:  Sonya, Erika, Sofiya, Sifa, dan Santi, berusia 19, 18, 20, dan 23 tahun. Seorang dari UIN Lampung bernama Ayu, berumur 20 tahun, dan satu lagi Ihsan, mahasiswa Unila, berusia 20 tahun.

Tertahannya mahasiswa di depan pintu masuk komplek Kantor Gubernur dan DPRD Lampung juga sempat membuat keributan. Sejak pagi Kepolisian dan Satpol PP memagar lingkungan sekitar dengan kawat berduri.

Polda dan Polresta Bandarlampung mengerahkan setidaknya 1.267 personal mengamankan unjuk rasa dari pagi. Jumlahnya melebihi mahasiswa dan warga yang datang.

Polisi juga sempat menangkap setidaknya 40 orang dalam unjuk rasa tersebut.   Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol. Zahwani Pandra Arsyad mengatakan mereka terdiri dari 20 pelajar, 9 mahasiswa, dan sisanya warga.

Khusus pelajar, Pandra mengatakan mereka ditangkap sesuai dengan kebijakan Kepala Dinas Pendidikan Lampung, yang mewajibkan para pelajar tatap muka penuh dan tidak boleh berada di luar saat jam sekolah.

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Lampung Memanggil memulai bergerak pukul 10.00 pagi. Umumnya memakai sepeda motor. Mereka masuk lewat Jalan Wolter Mongonsidi dan dari sekitar Hotel Sheraton “long march” ke  Komplek Gubernur dan DPRD Lampung.

Di depan komplek perkantoran Pemerintah Provinsi polisi dan satpol PP sudah membuat blokade dengan kawat berduri sejak pagi. Mahasiswa sempat beradu beragumen dengan petugas. Sejumlah mahasiswa sempat membuat keributan karena kecewa tidak bisa masuk.

Karena tidak bisa masuk, Aliansi Lampung Memanggil pun mengadakan operasi di sana. Seorang orator menyinggung lebih banyak soal kenaikan harga minyak goreng, langkanya solar, kenaikan PPN menjadi 11 persen.

Spanduk-spanduk yang dibawa pun umumnya menyinggung soal harga-harga yang naik dan ketidakmampuan Pemerintah menangani persoalan rakyat pada saat ini.

Tepat pada waktu Zuhur tiba, sejumlah mahasiswa menggelar shalat bersama, juga di depan pintu masuk Kantor Pemerintah Provinsi Lampung. Di sana, mereka juga mendoakan nurani para petinggi Lampung dan Indonesia menjadi terbuka mendengar tuntutan mereka.

Selepas Zuhur, Gubernur Lampung H. Arinal Djunadi, Kapolda, Danrem, sejumlah anggota DPRD, dan pejabat forkopimda lain menerima mahasiswa di dekat pintu gerbang, tidak membawa mereka masuk ke dalam perkantoran.

Pada pertemuan itu Gubernur menandatangani surat yang menerima tuntutan dari Aliansi Lampung Memanggil setelah melakukan dialog sejenak.

Unjuk rasa ribuan mahasiswa dan sejumlah elemen warga itu berakhir pukul 16.00 sore.

Tommy Fasha, koordinator unjuk rasa, yang juga Presiden Fakultas Hukum UBL, mengakui tuntutan mereka sudah diterima Gubernur Lampung. Namun, mereka menunggu realisasinya dalam tiga hari. Jika tidak, mereka akan datang dengan massa lebih banyak lagi.

DANDI SUCIPTO, DIYON SAPUTRA, DAN JUHARSA ISKANDAR

0 comments:

Posting Komentar