Kemacetan terparah mencapai 8 kilometer, terutama dari pukul 03.00 hingga 05.00 sore. Pengemudi kendaraan dari dua arah mengatur sendiri jalan menjadi empat jalur, dan bahkan tersendat di beberapa titik, karena tidak ada yang mau mengalah.
Hujan memperparah kemacetan. Turun dengan deras sejak pukul 13.00, membuat pengemudi kendaraan menjadi tidak betah di jalanan. Ada juga yang menyingkir dengan singgah di sebuah rumah makan.
Dandi, seorang sopir truk asal Lampung Utara, mengatakan kendaraan padat merayap mulai pukul 13.00. Sejam kemudian, status jalan berubah menjadi macet total alias tidak bergerak sama sekali. Arus lalu litas mulai longgar menjelang magrib.
Pohon tumbang terjadi di dua titik. Yang pertama pada kilometer 84, Jalan Lintas Tengah Sumatera, Tanjungratu. Satu lagi di Candirejo. Masing-masing berjenis pohon karet dan randu. Tumbang karena akarnya sudah rapuh.
Kedua pohon yang tumbang disingkirkan oleh warga sekitar. Memerlukan waktu yang lama karena hanya memakai parang.
Jumadi, warga Candirejo, mengatakan ia turun memotong pohon tumbang karena melihat kemacetan sudah menjadi-jadi. Ia bersyukur melihat warga lainnya ikut bekerja sama menyingkirkan pohon dari jalanan.
Setelah kedua pohon disingkirkan, kemacetan terjadi diakibatkan banyaknya pengemudi menerobos ke bagian depan. Di beberapa titik, kendaraan dari arah berbeda tidak bisa masuk, karena jalan dipenuhi kendaraan dari arah lain.
Arus lalulintas di Jalinsum Ruas Candi Rejo – Way Pengubuan, Lampun Tengah, baru lancar menjelang Isya pada pukul 19.00, malam Senin.
ZEN SUNARTO
0 comments:
Posting Komentar