Tronton hijau dengan pelat nomor BE 8841 CC mengangkut batubara dari Tanjungenim, Sumatera Selatan, menuju Bandarlampung. Truk dikemudikan Asep Yosi, warga Sumedang, Jawa Barat.
Angkutan batubara ini mengalami patah as begitu roda terjebak kubangan di tengah jalan. Ruas jalan ini banyak lubang sehingga sopir tidak memiliki pilihan kecuali menerabas dengan hati-hati. Namun, lubang jalan cukup dalam dan muatan batubara 30 ton rupanya terlalu berat sehingga mematahkan as roda.
Kerusakan tronton menghambat arus lalu-lintas. Posisi truk di tengah jalan memaksa kendaraan lain melaju hati-hati dari sisi kiri kanan. Truk lain awalnya khawatir ikut terjebak karena titik kerusakan jalan memang parah. Begitu kubangan ditutup beberapa potong kayu, kendaraan lain berani melaju di lajur sempit.
Sopir tronton batubara mengaku biasa menempuh rute Tanjungenim-Bandarlampung dengan kondisi jalan rusak akibat aspal amblas dan berlubang. Ia terakhir melewati Jalinteng dua bulan lalu dan kini mengalami patah as roda karena tingkat kerusakan jalan makin parah.
Rahmad Al Amin, warga Tanjungratu Ilir, Terbanggibesar, Lampung Tengah, mengeluhkan kerusakan Jalan Lintas Tengah Sumatera sangat mengganggu aktivitas masyarakat setempat maupun arus kendaraan lintas provinsi.
Jalan ini sudah lama ditandai dan dikeruk sambil menunggu tambal sulam. Namun, jangka waktu pengerukan dan perbaikan terlalu lama sehingga menimbulkan kerawanan kecelakaan seperti tronton batubara tersebut. Kecelakaan terbanyak justru kendaraan roda dua karena tergelincir atau terbanting gara-gara lubang kerukan.
MANSYUR
0 comments:
Posting Komentar