Membuka panggung dalam rangka Hari Tari 29 April 2019 dan launching Program Lapah Environtment Dance Mini Festival, pendiri Teater Potlot itu menggandeng Dian Arza Dance Company, menampilkan seni ekologi berbasis lanskap tradisi, dengan tajuk “Sekuel Tubuh Tradisi dan Garak Jo Garik”.
Berlatar manusia ciptaan Tuhan, individu, dan makhluk sosial, Conie dan Dian bermaksud menyadarkan pelakunya menghargai sesama, terutama soal kerusakan alam
.
Sekuel Tubuh Tradisi dinilai sebagai gerak yang lahir dari membaca tubuh alam dan menjadi skenografi berkesinambungan dan setara. Seni tari Garik Jo Garik adalah gerak “silek” Minangkau, yang konektif dengan serangan.
Conie Sema merencanakan Lapah Environment Dance Mini Festival dilaksakan 1 kali dalam 3 bulan. Ia menggagasnya tidak hanya menjadi pentas, tetapi juga ruang informasi, ide, dan jejaring karya pegiat tari di Lampung.
PANDAWA AF
Posting Komentar