Humas Unila Badrul mengatakan pihaknya menganggap persoalan dalam proses damai dan sudah pernah menggelar konferensi pers soal hal tersebut. Lagi pula untuk ketemu Rektor harus memakai surat. “Nggak bisa langsung konfirmasi seperti itu,” ujarnya, Rabu, 10 April 2019.
Sehari sebelumnya, Rodia, pria yang dipukul, mengatakan belum ada proses damai dengan dirinya dan keluarganya. Mereka justru khawatir, peristiwa pemukulan mengendap begitu saja setelah dua kali pemeriksaan di Polsek Kedaton.
Penganiyaan terjadi 14 Februari 2019 yang lalu. Menurut Tarmini, isteri Rodia, hari itu Rektor Unila dan isterinya mendatangi lahan yang mereka beli beberapa saat lalu karena hendak dibangun.
Seperti hendak tendangan penalti, demikian Rodia, Rektor Unila mendatanginya, menampar, memukul. “Saya hendak berdiri ditendang pakai sepatu,” katanya.
DEDI KAPRIYANTO
Posting Komentar