Demo menolak hasil Pemilu 2019 terjadi tiga hari, dari 21 hingga 23 Mei 2019. Terkonsentrasi di Bawaslu, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Gerakan meluas ke Asrama Brimob, Jl KS Tubun III, Slipi, Palmerah; Flyover Slipi, Jl. Kemanggisan Utama, Flyover Jati Baru, Jl KS Tubun Raya, Kota Bambu Utara, Kawasan Sabang, Jl. H. Agus Salim, Gondangdia, Menteng, dan Pasar Tanah Abang.
Sehari sebelumnya, Gubernur DKI masih menghitung pendemo yang meninggal 6 dan 200 luka-luka. Kepala Dinas Kesehatan Widyastuti menyebut yang wafat berada di RS Tarakan 1, 2 di RS Pelni, 1 di RS Budi Kemuliaan, 1 di RS Mintoharjo, dan 1 di RSCM.
Dalam sejumlah keterangan pers. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal membantah pihaknya menggunakan peluru tajam. Hingga Kamis 23 Mei, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menilai 257 orang sebagai tersangka kerusuhan. "Jadi di Bawaslu sendiri ada 72 tersangka di Petamburan ada 156 tersangka di Gambir ada 29 tersangka, keseluruhan ada 257 tersangka," katanya.
Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Fadli Zon melihat unjuk rasa gerakan murni masyarakat yang ingin menolak hasil Pemilu 2019. "Jadi, hal ini perlu kami tegaskan, ini bukan aksi BPN. Ini aksinya masyarakat yang peduli kepada keadilan dan kebenaran," katanya.
HANDY PRIBADI
Posting Komentar