Pelaksana Tugas Direktur Rumah Sakit Ryacudu Kotabumi dokter Syah Indra Husada Lubis, Jumat 4 Desember 2020, mengakui keluhan pasien Syarifuddin soal isolasi sampai berminggu-minggu karena menunggu keluarnya hasil swab test.
Rumah Sakit Ryacudu sebagai pelayanan rujukan tidak berani mengambil resiko pemulangan pasien terduga kasus corona tanpa keputusan jelas. Pelayanan sudah sesuai standar operasional prosedur. Rumah sakit ingin menyelamatkan masyarakat dari bencana covid-19.
Syah Indra menerangkan perawatan Syarifuddin berdasarkan hasil rapid test dengan hasil reaktif. Pasien dianjurkan menjalani perawatan di ruang isolasi karena kondisi belum fit sambil menunggu hasil swab test. Proses keluar hasil swab test bisa 10 hari atau lebih karena Dinas Kesehatan Lampung memeriksa banyak spesimen untuk memastikan positif atau negatif covid-19.
Syarifuddin, warga Kelurahan Rejosari, Kecamatan Kotabumi, Lampung Utara, menyatakan kekecewaan atas pelayanan Rumah Sakit Ryacudu Kotabumi. Pasien ini dihantui ketakutan masuk isolasi covid-19 karena menunggu ketidakjelasan hasil swab test.
Syarifuddin Jiha, 40 tahun, terkatung-katung karena isolasi berminggu-minggu tanpa pemberitahuan secara jelas. Ia awalnya menjalani perawatan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Ketika sembuh dan hendak pulang pada 16 Oktober, pasien ini diminta rapid test dengan hasil reaktif.
Kondisi tersebut menjadi dasar rumah sakit memaksa isolasi hingga 15 hari. Padahal pasien ingin memastikan dahulu hasil swab test positif atau negatif. Rumah sakit rupanya tidak memberitahukan hasil tes hingga pasien mencari tahu sendiri.
Hasil swab test ternyata keluar 27 Oktober ditandatangani pelaksana tugas kepala Dinas Kesehatan Lampung Utara dengan hasil negatif. Namun, dirinya baru mengetahui 1 Desember setelah mendatangi Dinas Kesehatan untuk meminta kejelasan.
ADI SUSANTO
0 comments:
Posting Komentar