Banyak warga yang terjebak di Kalibalok Kencana, Kedamaian, saat hujan turun pukul 11.30 hingga 12.30 siang. Mereka umumnya tidak mengira hujan dengan curah biasa itu mengakibatkan air bah, sehingga tidak bisa masuk atau pulang dari kompleks perumahan.
Air baru surut di kawasan itu menjelang sore. Namun naik lagi sejenak karena hujan turun pada pukul 16.00. Sejumlah warga di Kampung Andil Jatibaru masih siaga hingga menjelang magrib.
Banjir juga menggenangi jalanan di Waydadi, Wayhalim, Bandarlampung. Kawasan yang semula aman dan rendaman air hujan ini terus menjadi daerah kiriman sejak Hutan Kota Wayhalim dibabat dan ditinggikan empat meter.
Sejumlah warga menayangkan air kiriman ke beberapa kompleks perumahan di Waydadi, dengan menyebut penyebabnya karena hutan kota dibabat dan tanahnya ditinggikan di jalan Soekarno-Hatta, Bandarlampung .
Warga Gang A. Hamid, Rajabasa Induk, Kecamatan Rajabasa, Bandarlampung, juga kebanjiran, dengan ketinggian 30 sentimeter hingga 1 meter di beberapa titik.
Air meluap dari drainase daerah sekitar yang relatif berdiameter kecil. Banjir, kemudian, menyebar ke jalanan dan permukiman warga.
Seperti halnya di kawasan lain, banjir di Rajabasa Induk dan Rajabasa Nunyai sudah enam kali terjadi pada Tahun 2024. Rendaman terparah terjadi pada 14 Februari yang lalu.
ARI IRAWAN
Posting Komentar