Penanggulangan konflik manusia dan harimau bertujuan menekan angka konflik dengan korban nyawa seperti Sabtu malam 21 September 2024. Seorang warga Pemangku Kalibata, Pekon Sukamarga, bernama Karim Yulianto, 48 tahun, tewas mengenaskan diduga dimangsa harimau.
Karim Yulianto pamit berkebun pada pagi hari di wilayah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Ia tidak pulang sampai malam sehingga keluarga waswas dan meminta bantuan warga bersama aparat pekon melakukan pencarian. Mula-mula hanya ditemukan celana, sepatu kebun, topi, dan golok dengan bercak darah.
Pencarian sampai pukul 21.10 menemukan Karim Yulianto sudah tewas dengan kondisi mengenaskan. Sebagian anggota tubuh hilang diduga dimangsa harimau. Lokasi korban berjarak 700 meter dari titik penemuan celana dan golok. Jasad langsung dievakuasi malam itu.
Dandim Lampung Barat Letkol Inf Rinto Wijaya memantau sosialisasi penanggulangan konflik manusia dan harimau sumatera sekaligus menjenguk keluarga korban mangsa harimau di Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh.
Dandim bersama ketua Persit Kodim Lampung Barat menyerahkan santunan kepada keluarga Karim Yulianto. Ia juga mengumumkan pemberian bantuan pendidikan gratis bagi keluarga korban konflik dengan harimau.
Letkol Inf Rinto Wijaya berkomitmen membantu penangkapan harimau pemangsa sekaligus mencegah korban serupa. Terpenting perlu penanggulangan konflik serupa dengan reboisasi TNBBS. Perkebunan kopi dikembalikan menjadi hutan atau habitat harimau.
Reboisasi kebun menjadi hutan berdampak penghasilan masyarakat berkurang. Karena itu Kodim meminta Pemkab Lampung Barat memberikan bantuan pangan maupun pendidikan kepada warga sekitar TNBBS.
LILIANA PARAMITA
Posting Komentar