Tuntutan disampaikan dalam unjuk rasa di Kantor Bupati dan DPRD Lampung Timur, Senin 23 Desember 2024. Aksi petani singkong dipimpin Maradoni.
Unjuk rasa disambut Bupati Lampung Timur Dawam Rahardjo dan Ketua DPRD Ridha Rotul Aliyah bersama anggota dewan. Aksi massa mendesak pemerintah dan wakil rakyat memperjuangkan kenaikan harga singkong menjadi Rp1.890 per kilogram.
Petani juga meminta pemerintah dan DPRD memperjuangkan penurunan potongan timbangan maksimal 10 persen. Selain itu mendesak penertiban pungli oknum pabrik dan perbaikan sistem timbangan guna menghindari manipulasi.
Saat ini waktunya pengawasan berkala sistem timbangan dan pengujian kadar singkong oleh Kementerian Perdagangan melalui Disperindag Lampung Timur. Petani meminta pengembalian subsidi pupuk singkong sebagai salah satu bahan pokok strategis.
Jika tuntutan tidak dipenuhi, Paguyuban Petani Singkong Lampung Timur mengancam penutupan proses produksi pabrik tapioka. Poin-poin tuntutan itu telah disepakati dalam rapat dengar pendapat 19 Desember lalu.
Bupati Dawam Rahardjo menyampaikan persolan harga singkong dan aspirasi lainnya akan dibahas secepatnya dengan Pemprov Lampung.
Sementara Ketua DPRD Ridha Rotul Aliyah menegaskan sikap DPRD mengeluarkan tujuh rekomendasi kepada perusahaan singkong antara lain pengawasan limbah pabrik, penggunaan air bawah tanah, izin usaha serta kondisi jalan yang digunakan armada perusahaan. DPRD juga menuntut kepatuhan upah minimum dan penyediaan BPJS Ketenagakerjaan.
DPRD sebelumnya memanggil 11 pengusaha tapioka di Lampung timur hingga tercapai kesepakatan harga singkong supaya berpihak kepada petani.
MUHAMMAD FARID
Posting Komentar