Rumah mini tersebut menjadi tempat hunian baru seorang warga bernama Suyar, usia 58 tahun. Pria paruh baya ini belum menikah dan selama ini menumpang di Kantor Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Dusun 5 Desa Tanjung Tirto.

Suyar memiliki keterbatasan fisik bagian kaki. Ia merupakan anak nomor empat dari lima bersaudara. Tiga saudaranya tinggal di perantauan dan seorang kakaknya tinggal satu desa tetapi juga tergolong kurang mampu.

Warga Tanjung Tirto terketuk melihat kondisi Suyar. Mereka bergotong-royong membangunkan rumah mini agar tidak menumpang lagi di Kantor TNWK. Rumah ini tidak layak huni tetapi cukup sekadar tempat berteduh dari panas dan hujan.

Kepala Dusun 4 Tanjung Tirto Khoirul awalnya mendengar kabar keberadaan seorang warga menumpang di Kantor TNWK. Ia berembug dengan ketua RT dan kepala desa untuk mencari solusi agar Suyar hidup lebih baik dan nyaman di hari tua.

Suyar kebetulan memiliki sebidang tanah warisan buat mendirikan rumah mini. Karena itu warga dan perangkat desa segera membangun rumah papan sekadar tepat berteduh. Warga berharap pemerintah memerhatikan nasib Suyar dan mengulurkan bantuan rumah layak huni.

Kepala Desa Tanjung Tirto Purnomo menegaskan rumah mini bukanlah bantuan resmi pemerintah tetapi bantuan desa kepada seorang warga sebatang kara di Dusun 2. Karena pemiliknya sudah meninggal maka rumah kosong itu dialihkan kepada Suyar.

Kakak Suyar bernama Suradi terharu sekaligus berterima kasih kepada warga dan perangkat Desa Tanjung Tirto atas kepedulian membangunkan rumah adiknya.