Suhaibi, salah seorang sopir truk mengatakan kelangkaan hanya terjadi di Lampung. Memperoleh solar di daerah Merak dan Pulau Jawa Mudah. Sedangkan Dedi, seorang sopir bus Tri Dara, menyebut antrean solar terjadi hampir di seluruh kabupaten.

Susanto, seorang pengendara Mitshubisi L-300, menyebut ia merasakan kelangkaan solar sudah berlangsung 2 bulan. Setiap tiga kali dalam sepekan ia berkeliling mencari pisang dan mengantarnya ke Jakarta, solar langka di SPBU yang dilewati.

Nardi, seorang sopir truk lain dari Bengkulu, menyebut ia kini ketar-ketir kehabisan solar. Sejak dari Bengkulu baru bisa mengisi di SPBU Gunung Alip, Tanggamus. Di tempat lain, seperti di Wonosobo dan Kotaagung habis.

Rudi, pengawas SPBU Gunung Alip mengakui kendaraan solar terus antre di tempatnya. Namun ia tidak mengetahui penyebabnya. Pasokan dari depot masih seperti biasa dan dikirim setiap hari dari Panjang.

Kepala Pekon Tamansari Sumardi, Selasa 31 Agustus 2021, mengatakan, Pemkab juga akan membangun 9,2 KM jalan pada tahun 2022, yang terdiri dari enam kilometer menuju Limau dan 3,2 KM dari arah Jalan Lintas Barat.

Sambil membangun infrastuktur, Pekon Tamansari juga terus menyalurkan BLT sebagai syarat pemakaian anggaran Dana Desa pada saat pandemi covid-19.

Hingga Selasa, 31 Agustus 2021, Pekon Tamansari sudah menyalurkan BLT tahap kedelapan, dan selama dua hari terakhir menyerahkannya kepada 124 warga yang berhak.

Kepala Dinas Pendidikan Lampung Barat Bulki Basri meninjau pelaksanaan hari pertama di SD Negeri 3 Way Mengaku, Balik Bukit. Ia melihat sekolah tersebut sudah menjalankan prosedur, terutama dalam soal masuk ganjil-genap sesuai urutan absensi dan tidak boleh berkumpul.

Kepala SD Negeri 3 Way Mengaku  Erwansyah melihat pelajar dan guru sama-sama menyambut gembira belajar tatap muka tersebut. Dalam kesan dan pesan pada hari pertama, semua pihak menganggap sekolah tatap muka lebih menjamin pesan pendidikan sampai kepada anak didik.

Rafatar Arsyad, siswa kelas 4 SDN 3 Way Mengaku, mengharapkan Pemerintah tidak lagi mengubah aturan tatap muka tersebut. Ia lebih senang dengan belajar di sekolah karena bertemu dengan teman dan guru.

Kombes Pol Ino Harianto mengatakan hal itu saat Tim Tekab 308, yang juga dikenal sebagai Tim Resmob, berulang tahun keenam pada 30 Agustus 2021, setelah dibentuk pada Tahun 2015 yang lalu untuk seluruh kepolisian resort di lingkungan Polda Lampung.

Kapolresta menyebut pimpinan kepolisian mengevaluasi setiap Tim Tekab 308 per bulan dan per pekan, dengan tolok ukur angka kriminalitas harus sebanding dengan pengungkapannya.

Tim Tekab 308 dibentuk Tahun 2015 yang lalu gegara seorang brimob tewas di tangan seorang begal pada akhir bulan Agustus. Sejak saat itu Polda Lampung membentuk Tim Resmob yang terdiri dari satuan reserse kriminal pilihan.

Setelah dicek, kontraktor sepakat memperpaiki jalan rabat beton yang masih dalam masa perbaikan dan pemeliharaan tersebut, dengan disaksikan oleh konsultan dan staf dari Dinas Pekerjaan Umum Pesisir Barat.

Beni, konsultan proyek, mengatakan perbaikan dilakukan sejak 4 hari lalu. Ia menyebut rabat beton sepanjang 200 meter dan lebar 3 meter tersebut dikerjakan sejak 23 April 2021, dengan nilai pagu Rp190 juta.

Kawasan permukiman berbaur sampah dan tanpa septic tank bisa dijumpai di Kangkung, Bumiwaras, Bandarlampung, terutama di RT 15 dan 19. 

Khusus sampah, jika dilihat dari jenisnya, berasal dari warga yang tidak tinggal di pesisir, yang dibuang lewat sungai, dan mutar-mutar di pinggir laut, diombang-ambing angin, dan volumenya bertambah jika sedang pasang.

Rosnaini dan Rona mengatakan mereka sudah terbiasa dengan sampah, termasuk bau menyengatnya. Keduanya menganggap sebagai risiko nelayan yang berpenghasilan rendah dan tidak mampu membeli lahan yang layak untuk tempat tinggal. 

Mereka bertahan di pinggir laut karena dekat dengan tempat mencari nafkah. Seandainya pun ada lahan di lokasi lain, penghasilan sebagai nelayan tidak mencukupi biaya transportasi.

Selain sampah, ratusan warga di Kangkung juga tanpa WC yang limbahnya terbuang ke septic tank. 

Ramidi, warga sekitar, mengatakan Pemerintah pernah membangun WC umum, tetapi tidak dipakai karena tanpa fasilitas air dan lokasinya terlalu ramai. Warga pun akhirnya tetap memilih WC nyemplung ke laut.

Ketua RT 15 Nuraini memperkirakan hanya 50 persen warganya yang memiliki septic tank. Sedangkan Ketua RT 19 Awit  menyebut 87 dari 117 rumah membuang ke sungai atau laut.

Muhanah tinggal di RT 14, Lk II, Pengajaran, Tekuk Betung Utara, Bandarlampung, Sang nenek menyebut cucunya minta doa sebelum berangkat. Inilah karier pertama berlayar remaja berusia 18 tahun itu, meski sebelumnya pernah PKL di Papua selama 9 bulan. 

Gagah saat berangkat, Muhanah tak menyangka cucu kesayangannya itu hilang. Ia masih ingin melihat Wahyu berhasil menjadi nakoda, sesuai cita-cita saat belajar di SMK. Meski tak lagi bisa mencari nafkah, sang nenek mengaku masih sering memberikan uang kepadanya.

Muhanah masih ingin Wahyu Aditya Pratama pulang. Apalagi dari beberapa orang pintar, mereka mendengar sang cucu masih ada. Hanya tidak bisa keluar dari lingkaran “hilang kontak”.

Tak hanya nenek Muhanah yang kehilangan. Agusni, ayah Yogi Andrean, juga setiap hari ke Lempasing mencari informasi soalnya puteranya yang masih berusia 19 tahun, dan baru pertama berlayar, setelah lulus PKL di Papua.

Yogi Andrean Agusni tinggal bersama keluarganya di RT 07 Lk II, Kelapa III, Tanjung Karang Pusat, Bandarlampung.

KM EMJ-7 berangkat dari Lempangsing 11 Agustus lalu. Delapan dari 20 ABK warga Bandarlampung: Bima Ananda Febriansya, 18, Reyhan Destiar, 19, Wahyu Darma Wijaya,  18, Riski Tantowi,  21, Muhamad Kadafi,  19, Wahyu Aditya Pratama, 18, Andika Saputra, Yogi Andrean, 19 tahun.

Dua belas ABK lain  berasal dari Ambon, Pulau Jawa, dan lain lain: Obaja Tondonaung, 48, Eko Suprayitno, 31, Wawan, 23, David Serpiela, 36, Melven Lasbaun, 26, Erdon Kiriman, 19, Andri Darmawan, 23, Arnolus Nggono, 22, Yohanis Wilko Sigin, 24, Dede Syafaruddin, 22, Heri Sepriyanto 28, dan Jimmi Erfanandes, 20 tahun.

Selain 154 anak yatim se Pesisir Selatan, acara dihadiri perwakilan Pemkab, Camat Pesisir Selatan, seluruh peratin di kecamatan tersebut, dan Pemangku Kupang Mulya Pekon Marang.

Abdul Rozak, kiai Pondok Pesantren Nul Huda, mengharapkan pemberian santunan kepada anak yatim berkesinambungan pada setiap tahun. Ia juga mengucapkan terima kasih atas partisipasi sejumlah pihak.

Endang, seorang peternak kambing sukses di sana, Minggu 29 Agustus 2021, mengatakan, dalam setahun ia kini hanya bisa menjual 22 ekor, padahal sebelum PPKM bisa mencapai 200, atau malah tiga kali lipat sebelum pandemi covid-19.

Menurut isteri Hermanto, yang juga tergolong wiraswasta sukses di Mulya Agung, penjualan kambing tidak bisa lagi menutupi pembelian pakan. Untuk kehidupan sehari-hari, mereka juga tidak dapat mengandalkan dari penjualan hewan piaraan itu.

Endang mengatakan PPKM membuat warga tidak lagi hajatan dan qurban. Saat Idul Adha beberapa bulan lalu, sebuah pabrik sudah memesan belasan kambing, tetapi dipulangkan lagi karena pemiliknya  takut dianggap membuat kerumunan.

Di Pekon Karanganyar, Wonosobo, Tanggamus, ratusan warga kecele karena sudah membayar ongkos pemasangan Rp1,4 juta per rumah. Saat masih operasional dalam setahun, mereka juga rutin membayar iuran bulanan.

Kastijem, salah satu warga, mengatakan, seingatnya PDAM di sana dibangun pada Tahun 2009. Belum selesai, petugas mencari konsumen dengan sistem MLM. Ia sendiri berhasil merayu ratusan orang warga untuk berlangganan.

Menurut wanita berusia 60-an itu, warga berani membayar uang pendaftaran dan pemasangan instalasi karena air sumur umumnya warga Karanganyar keruh, tidak layak dikonsumsi, dan warnanya kuning pekat.

Kerusakan parah terutama sepanjang 1 Km di kawasan perkebunan karet di kawasan Kresno Widodo. Dalam posisi tanjakan dan turunan, air menggerus jalanan yang dibangun tak berkualitas dan tanpa siring.

Secara acak, 5 dari 6 pengendara yang lewat pada Sabtu 28 Agustus 2021, mengeluhkan jalan tersebut, Mulai pasangan Dita dan Eko, yang setiap hari melintasinya jika berbelanja di Pasar Negara Saka. Atau Rantika, yang sering melihat pengendara jatuh, dan Nizar, yang menyebut jalan tersebut strategis karena bisa ke Branti, Bandarlampung, atau Pringsewu, lewat Gedongtataan.

Tantri Wibosono, sekretaris Desa Kresno Widodo, menyebut jalan tersebut tanggung jawab Pemerintah Kabupaten atau Provinsi. Ia mengharapkan kepala daerah dan dinas setempat memperbaikinya. Selain sudah sangat mengganggu, kerusakan akan bertambah parah di musim penghujan mendatang.

Terbaliknya mobil pemadam kebakaran itu sempat membuat heboh warga sekitar, apalagi airnya tumpah di jalanan. Empat petugas luka berat dan ringan. Mereka sempat dirawat di Puskesmas Talangpadang, tapi kemudian dipindah ke RSUD Batin Mangunang di Kotaagung.

Darul Amri, pengemudi damkar, mengatakan mereka berangkat berlima dari Pos Pemadam Kebakaran di Gunung Alip. Seluruh peralatan, termasuk sirine dan lampu, sudah terpasang. Namun, di tikungan Banding Agung, mereka menghindari tabrakan dengan sebuah kendaraan lain.

Kapospol Talangpadang Bripka Yudi Bowo menyebut mobil damkar milik Pemkab Tanggamus itu out control. Arus lalu lintas sempat macet, namun sejam kemudian terurai kembali.