Hingga Minggu, 29 Oktober 2023, warga Pekon Tawan Sukamulya masih melewati jalan tanah dan jembatan darurat sepanjang 3 kilometer menuju Pekon Sukabanjar atau daerah lainnya di kawasan tersebut.
Yudi, warga Pekon Tawan Sukamulya, mengatakan, sejak peristiwa banjir atau selama 28 tahun, warga bergotong royong memperbaiki jalan, karena setiap hujan, jembatan darurat sering hilang atau dihanyutkan air bah.
Selama itu pula jalan tersebut hanya bisa dilalui sepeda motor. Kendaraan roda empat tidak bisa lewat karena bisa jatuh di jembatan darurat yang terdapat pada dua titik.
Kepala Pekon Tawan Sukamulya, Kiston, mengatakan jalan rusak akibat banjir bandang pada Tahun 1995 sebenarnya mencapai 8 kilometer. Pada Tahun 2021, Pemerintah Provinsi membangun sepanjang 5,3 kilometer hingga Pekon Sukabanjar, dan tidak ada tanda-tanda meneruskannya ke Pekon Tawan Sukamulya.
Pada sekitar tiga kilometer jalan rusak, Kiston mencatat terdapat dua jembatan rusak parah, empat gorong-gorong ambrol, dan jalan kini terbuat dari tanah. Warga tidak bisa melewatinya pada musim hujan karena licin dan khawatir terjembab di jembatan kayu.
Kiston mengatakan, rusaknya jalan juga membuat harga kopi, cabai, alpukat, dan kayu manis dari Tawan Sukamulya menjadi murah, karena hanya bisa diangkut dengan sepeda motor ke Pancur Mas dan Ujung Rembun, pasar tani di daerah sekitar.
LILIANA PARAMITA
Posting Komentar