Bentrok dengan Massa Petani Singkong, 10 Polisi Terluka

BANDARLAMPUNG (5/5/2025) – Sebanyak 10 polisi terluka akibat bentrok dengan massa Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong Indonesia (AMPPSI) di depan Kantor Gubernur Lampung, Senin 5 Mei 2025. Kejadian ini dipicu kegagalan audiensi harga singkong antara perwakilan pendemo dan Pemprov Lampung.

Massa petani singkong memadati Gerbang Kantor Gubernur Lampung pukul 11.00 WIB. Pendemo kemudian menggelar orasi untuk mendesak pemerintah menentukan harga singkong.

Aksi mulai memanas pada pukul 12:20 WIB. Massa mencoba masuk Lapangan Korpri dengan merusak palang pintu dan barikade kawat berduri. Aparat kepolisian mengadang pendemo hingga terjadi dorong-mendorong.

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menemui pendemo pada pukul 13.00 WIB. Ia meminta perwakilan pendemo beraudiensi di Balai Keratun. Namun, upaya audiensi gagal sehingga gubernur meninggalkan demonstran.

Kegagalan audiensi memicu emosi pendemo hingga menerobos barikade sambil melempari petugas dengan batu dan kayu. Sejumlah petugas mengalami luka cukup berat. Aparat kepolisian menyemprot massa dengan air hingga tembakan gas air mata. Petugas juga menangkap beberapa pendemo.

Setelah kericuhan mereda, perwakilan petani singkong bersedia audiensi dengan Pemprov Lampung  di Balai Keratun pukul 15:20 WIB. Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyampaikan Perda dan Pergub sampai saat ini masih menunggu pusat.

Meski begitu, gubernur memastikan harga singkong sudah dinaikkan sementara berdasarkan Pergub Nomor 2 Tahun 2025 dari Rp1.100 menjadi Rp1.350 per kilogram serta potongan rafaksi 30 persen.

Kapolresta Bandarlampung Kombes Alfret Jacob Tilukay membenarkan 10 anggota kepolisian terluka dalam pengamanan aksi petani singkong. Satu di antaranya luka dengan 11 jahitan bagian kepala. Para petugas itu kena lemparan batu dan kayu.

Alfret mengatakan tiga pendemo sempat diamankan karena dugaan pelemparan batu dan kayu kepada anggota. Ketiganya sudah dikembalikan kepada Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong Indonesia.

ARI IRAWAN

0 comments:

Posting Komentar