Ibu Pratama Wijaya Kesuma, Wirna Wani, membuat laporan polisi, Selasa 3 Juni 2025, dengan maksud kasus ini diungkap dan semua pelaku yang menyebabkan anaknya meninggal dunia dihukum seberat-beratnya.
Wirna Wani menjelaskan kronologi anaknya meninggal dunia pada April 2025 setelah mengikuti diksar Mahapel Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila pada November 2024. Anaknya mengalami luka-luka, kejang otot hingga akhirnya meninggal dunia setelah menjalani perawatan dan operasi.
Pratama saat itu minta dijemput di kampus pukul 22.00 WIB serta anaknya mengatakan lapar dan meminta beli mi ayam. Sampai rumah belum sempat makan tiba-tiba pingsan.
Sang anak pingsan berkali-kali dan menunjukkan luka-luka pada bagian tangan. Wirna Wani sempat memfoto luka-luka akibat dada dan perut ditendang serta diinjak-injak. Tangan kiri kram dan kukunya copot hingga diberi obat merah.
Pratama dirawat di Rumah Bersalin Ibu (RBI) kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Bintang Amin Bandarlampung, sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Abdul Muluk.
Dokter menyampaikan cedera Pratama sudah kena syaraf. Namun, Pratama melarang ibunya mengungkap kasus ini karena diancam hendak dibunuh. Menurut pengakuan anaknya sebelum meninggal, ia mengalami kekerasan fisik selama mengikuti kegiatan diksar Mahapel.
Organisasi Mahasiswa Pencinta Lingkungan (Mahapel) Unila melalui kuasa hukumnya, Candra Bangkit, membantah adanya kekerasan fisik panitia diksar kepada Pratama Wijaya Kusuma. Diksar berlangsung tiga hari sudah sesuai prosedur.
Menurut Candra, usai diksar itu Pratama masih terlihat bugar dan mengikuti kegiatan bersih-bersih serta terlihat di kampus sampai bulan Februari.
ARI IRAWAN
0 comments:
Posting Komentar