Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung menurunkan tim khusus setelah menerima laporan Camat Semaka Syafrizal dan Kepala Pekon Sripurnomo Ilmudin. Tim ini dibantu aparat kecamatan dan pekon serta warga setempat.
Ketua Tim BKSDA Yuliar menyampaikan buaya pemangsa masuk jerat kolong Kamis malam sekitar pukul 19.30 WIB. Petugas sebelumnya memasang tiga jerat kolong di beberapa titik diduga tempat kemunculan buaya.
Salah satu buaya sepanjang 4,5 meter dan lebar 70 cm masuk perangkap hingga diamankan di rumah warga. Penangkapan menggunakan umpan bebek dan ayam hidup serta bangkai.
Penangkapan reptil ganas ini sebagai wujud komitmen menjaga kelestarian satwa liar. Buaya ini dibawa ke Pusat Penyelamat Satwa untuk observasi di Rajabasa, Bandarlampung, sebelum dilepasliarkan kembali habitatyang lebih sesuai.
BKSDA Bengkulu-Lampung dan Kapolsek Semaka AKP Sutarto mengapresiasi kerja sama cepat pemerintah daerah, aparat, dan masyarakat. BKSDA berharap rambu-rambu peringatan diperbanyak. Warga diimbau tidak beraktifitas di aliran Sungai Semaka guna mencegah korban lain.
Kakek Wasim, umur 80 tahun, warga Pekon Sripurnomo, dimangsa buaya usai membabat rumput di belakang rumahnya. Ia sedang mencuci kaki hingga seekor buaya besar muncul dan menerkam pinggangnya, Senin 30 Juni 2025. Reptil ganas itu menyeret sang kakek ke sungai.
Warga berlarian menuju lokasi dan berteriak sahut-menyahut mengejar buaya pemangsa. Moncong buaya tampak masih menggigit erat kakek Wasim. Makin banyak warga berdatangan mengejar buaya ke arah hilir sekitar 200 meter.
Tubuh kakek Wasim dilepaskan ketika posisi buaya terpojok dekat tepi sungai. Korban tertolong dalam kondisi tubuh masih utuh tetapi sudah meninggal dunia.
AJI MADA
0 comments:
Posting Komentar